Saturday, August 20, 2016

VLOG perdana #IWantNote7


haijepang.blogspot.com - Halo sobat, dalam postingan ini saya ingin menunjukkan VLOG perdana saya yang berjudul The Reason Why #IWantNote7. Sebagai seorang Desainer, saya sering sekali menemukan ide- ide yang bisa saya kreasikan ke dalam karya desain saya. Ide yang jika tidak langsung diabadikan dalam bentuk gambar maka akan menguap seperti genangan air di kala panas terik. Karena itulah saya sangat sangat sangat sangat sangat membutuhkan Note 7 untuk menjadi partner kerja yang bisa diandalkan. :)

Silahkan simak videonya di bawah.


Jangan lupa kasih komentar ya, sekalian dikasih like ya. #Ngarep Hehe

Wednesday, August 10, 2016

Sungai, milik dan untuk siapa



haijepang.blogspot.com - Dihydrogen Monoxide atau Air sudah sepatutnya mengalir dari dataran yang lebih tinggi menuju ke dataran yang lebih rendah. Selain air tanah (Mata Air) yang mengalir dalam bumi, ada pula air permukaan yang mengalir di atas permukaan bumi. Air yang mengaliri sungai dan gorong- gorong yang sering kita jumpai adalah air perairan darat.

Saat ini, semakin ke hilir air yang mengalir di sungai- sungai semakin berubah rupa, rasa dan aromanya. Dari yang awal jernih, berubah menjadi kehijauan. Ganggang dan lumut tumbuh subur akibat limbah rumah tangga mengandung diterjen tak ramah lingkungan yang dibuang langsung ke sungai. Oksigen yang ada pada air kian menipis terserap Ganggang, akibatnya ikan- ikan dengan insang yang lemah akan mati secara perlahan.  Limbah pabrik dan sampah yang di buang ke sungai menambah buruk kondisi air. Air yang semestinya menjadi sumber kehidupan justru menjadi sumber dari berbagai penyakit.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat. - nationalgeographic.co.id

Melihat fakta yang ada, rasanya sangat menyakitkan untuk mengetahui bahwa air yang begitu melimpahnya ternyata menyimpan banyak zat yang tidak semestinya ada di air.

Ilustrasi sungai yang tercemar


Air yang merupakan kebutuhan pokok sudah seharusnya dijaga bersama, selain dapat didongkrak dengan infrastruktur yang memadai, pola pikir untuk membuang sampah ke sungai sudah harus mulai ditinggalkan. Jika dibandingkan dengan daerah lain yang selalu kekeringan, seharusnya kita bisa banyak bersyukur dengan air sungai yang terus mengalir dan jarang sekali mengalami kekeringan. Tapi, dengan kualitas air yang buruk, jangankan untuk dikonsumsi, untuk digunakan mandi saja kulit pasti iritasi. Dengan kualitas air sungai seperti buruk dan sulitnya mendapat air yang layak, kita harus memutar otak untuk menjernihkan air sungai secara bertahap. Berikut ini adalah gagasan saya tentang tahap- tahap untuk menanggulangi masalah sungai yang tercemar dan langkah pemanfaatan sungai secara maksimal.

Tahap awal yang bisa dilakukan adalah membenahi infrastrukur tempat sampah, terutama di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan pusat keramaian. Kebanyakan orang malas membawa pulang sampah ketika tidak ada tempat sampah disekitarnya, terlebih untuk sampah- sampah basah seperti plastik pembungkus makanan atau minuman. Sampah biasanya akan di letakkan pada tempat yang sudah terdapat sampah sebelumnya, meskipun tempat tersebut bukanlah tempat sampah.

Tahap ke dua adalah memberikan pengarahan tentang bahaya membuang sampah ke bantaran kali, menyediakan Truk pengangkut sampah setiap minggunya dan menyemarakkan gotong- royong untuk membersihkan gorong- gorong dan bantaran kali. Hal ini cukup penting karena kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai masih rendah.



Tahap ke tiga adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya Septictank karena sungai bukanlah tempat untuk membuang air diterjen sisa cuci ataupun membuang kotoran. Dalam jumlah banyak, kedua jenis limbah tersebut akan mengganggu ekosistem sungai dan menumbuhkan bibit penyakit.

Tahap ke empat adalah memberikan penghargaan untuk Desa dengan lingkungan paling bersih dan memberikan sanksi berupa kenaikan iuran kebersihan untuk Desa dengan lingkungan yang kotor. Hal ini bisa menjadi pemacu masyarakat untuk giat menjaga kebersihan lingkungannnya.

Tahap kelima adalah membuka pengolahan sampah terpadu untuk menangani sampah dan endapan lumpur yang ada di sungai. Sampah Anorganik yang terkumpul akan di daur ulang, sementara sampah sampah Organik akan dimanfaatkan sebagai pupuk. Pada pengolahan sampah ini terdapat juga filter yang akan memisahkan limbah dan polutan yang ada pada air sungai hingga air dapat dinyatakan aman. Polutan seperti timbal, oli dan material lainnya kemudian akan diolah pada tempat pengolahan limbah.

Tahap ke enam adalah memanfaatkan tenaga kinetik arus sungai menjadi energi listrik. Setiap aliran sungai memiliki energi kinetik yang dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Ketika turbin berputar maka akan terciptalah listrik. Meskipun dalam skala yang kecil, tapi setidaknya listrik yang dihasilkan dapat dinikmati orang banyak.

Tahap ke tujuh adalah menjadikan sungai sebagai sarana rekreasi dan menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap sungai.

Ilustrasi sungai yang sudah bersih


Mungkin dalam menjalankan setiap langkah pasti ada ganjalan, terutama untuk merubah kebiasaan masyarakat pastilah membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tapi dengan menjabarkan fakta di lapangan dan membandingkan hasil setelah terciptanya sungai yang bersih, masyarakat pasti akan mulai tergerak hatinya untuk mencitai sungai

Dengan pemanfaatan sungai dengan maksimal, maka masyarakat akan langsung merasakan hasilnya, lingkungan akan terbebas dari banjir, pengeluaran untuk listrik dan air dapat ditekan, sungai jadi lebih indah dan tertata rapi dan ekosistem sungai mulai berangsur normal.

Tunggu apa lagi?. Ayo cintai sungai mulai dari sekarang. Biar semua orang bisa merasakan asyiknya punya sungai yang jernih. :) #SayaCintaSungai

Saturday, July 16, 2016

Ishi no ue ni mo sannen



石の上にも三年
“Ishi no ue ni mo sannen”

Arti harfiah: Di atas batu pun tiga tahun

Makna: Biar batu yang dingin sekalipun, akan jadi hangat bila terus diduduki selama tiga tahun.

Maksudnya: Pada umumnya dalam bidang pekerjaan biar pun berat dan sulit, jika bersabar setidaknya 3 tahun pasti akan menjadi terbiasa dan mudah hingga tercapai kesuksesan.

Entah sengaja atau tidak, 3 tahun juga batas waktu maksimal untuk pekerja magang bekerja di Jepang.

Monday, July 4, 2016

Tata krama membunyikan klakson di Jepang

KLAKSON bisa disebut sebagai perlengkapan standar. Dengan maksud agar Anda lebih nyaman dalam berkendaraan. Tentu saja, penggunaan klakson amat berkait dengan sopan santun di jalan.

Di Jepang, Eropa, atau Amerika, jarang sekali orang menggunakan klakson.

Coba perhatikan saat Anda sedang berada di jalanan Jepang, pasti jarang terdengar klakson kendaraan. Padahal, jalanannya cukup macet.

Kenapa ya? 


Tingginya rasa solidaritas, disiplin berlalu lintas memang faktor utama, dan memang disebagian wilayah seperti rumah sakit, pemukiman penduduk, sekolah dll, klakson sangat dilarang dibunyikan.

Orang Jepang hanya menggunakan/membunyikan klakson bila :
  1. Di traffic light ketika lampu sudah hijau tetapi kendaraan di depan tidak menyadarinya, maka sebagai pengingat mereka membunyikan klakson.
  2. Saat di situasi yang dianggap membahayakan, seperti ada pengendara ugal-ugalan.
  3. Sebagai ucapan terima kasih ketika diberi jalan (hanya di sebagian wilayah di Jepang).
Jadi meskipun macet, sangat tidak dianjurkan membunyikan klakson di Jepang, harus sabar menunggu. Kalau terlanjur membunyikan klakson, siap-siap saja mendapat makian atau dianggap orang tak punya santun.

Semacet ini orang tetap sabat menunggu

Kota yang bersih dari sampah, jalanan yang tertib kendaraan dan jarang suara klakson terdengar, membuat Jepang begitu nyaman untuk dikunjungi.

Sunday, June 12, 2016

Learn from Japan


LET'S LEARN FROM JAPAN
Read this beautiful Information about Japan

1. Did you know that Japanese children clean their schools every day for a quarter of an hour with teachers, which led to the emergence of a Japanese generation who is modest and keen on cleanliness.

2. Did you know that any Japanese citizen who has a dog must carry bag and special bags to pick up dog droppings. Hygiene and their eagerness to address cleanliness is part of Japanese ethics.

3. Did you know that hygiene worker in Japan is called "health engineer" and can command salary of USD 5000 to 8000 per month, and a cleaner is subjected to written and oral tests!!


4 Did you know that Japan does not have any natural resources, and they are exposed to hundreds of earthquakes a year but do not prevent her from becoming the second largest economy in the world?

5. Did you know that Hiroshima returned to what it was economically vibrant before the fall of the atomic bomb in just ten years?

6. Did you know that Japan prevents the use of mobile in trains, restaurants and indoor.

7. Did you know that in Japan students from the first to sixth primary year must learn ethics in dealing with people.

8. Did you know that the Japanese even though one of the richest people in the world but they do not have servants. The parents are responsible for the house and children.

9. Did you know that there is no examination from the first to the third primary level; because the goal of education is to instill concepts and character building, not just examination and indoctrination.

10. Did you know that the rate of delayed trains in Japan is about 7 seconds per year!! They appreciate the value of time, very punctual to minutes and seconds.

11. Did you know that children in schools brush their teeth (sterile) and clean their teeth after a meal at school; They maintain their health from an early age.

12. Did you know that students take half an hour to finish their meals to ensure right digestion When asked about this concern, they said: These students are the future of Japan.

PENDIDIKAN ANAK ALA JEPANG

Rahasia Pendidikan TK, SD, dan Daycare di Jepang
[Bisa Langsung Ditiru dan Dipraktekkan]
Suatu hari, saya dan seorang kawan mengantri di sebuah stasiun di kota Nara-Jepang. Tiba-tiba, kawan saya tersebut berseru sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah deretan panjang warga Jepang yang sedang berdiri mengantri sambil membaca buku.
Kita masyarakat beragama. Kita memiliki ayat dalam kitab suci yang memerintahkan kita untuk membaca. Lalu, kenapa malah mereka (masyarakat Jepang) yang notabene tidak beragama, justru yang gemar membaca? Seharusnya kita bisa lebih baik dari mereka.
Pertanyaan itu terus menghantui saya. Benar juga apa yang ia katakan. Kita memiliki aturan dan perintah untuk membaca dalam kitab suci. Namun, justru kebanyakan dari kita jarang mengamalkannya. Sedangkan masyarakat Jepang yang bisa dikatakan tidak beragama, justru mengamalkan ajaran-ajaran dari kitab suci kita. 

 Tak hanya ajaran untuk membaca, namun juga ajaran dalam menjaga kebersihan, kedisiplinan, ketertiban, hingga menjaga kenyamanan orang lain. Orang Jepang lebih mengamalkan ajaran-ajaran itu ketimbang kita.... (dikutip dari halaman 84). 

Lalu, adakah yang kurang tepat pada pendidikan di negara kita? Khususnya pendidikan anak, di mana karakter manusia dewasa terbentuk sejak anak-anak. Temukan berbagai rahasia pendidikan anak di Jepang dalam buku ini. Rahasia yang sebenarnya sangat mudah kita tiru dan terapkan di sekolah, daycare, maupun di rumah kita. 

Testimoni: 

 "...Buku yang sangat luar biasa. Saya banyak belajar dari buku ini. Karena saya juga mengagumi sistem pendidikan di Jepang. Semoga bisa menjadi pencerahan bagi para orang tua dan pendidik di Indonesia…” (Kak Seto, Tokoh Pemerhati Anak) 

 Buku ini membeberkan nilai-nilai positif dari pendidikan masyarakat Jepang yang bisa kita tiru bersama. Memang tidak semua budaya mereka sempurna. Namun, apabila kita bisa mengambil nilai-nilai positif yang mereka miliki, bukanlah mustahil kita bisa menjadi bangsa yang jauh lebih besar dan berakhlak mulia. (Dr. Berry Juliandi - Alumnus NAIST Jepang, Dosen IPB dan Chief and Editor Hayati Journal) 

Penulis : Saleha Juliandi, M.Si & Juniar Putri, S.Si 
ISBN : 978-602- 1277-195 
Tebal Buku : 200 halaman

Bagi yang ingin pesan buku ini bisa contact ke alamat email
layanankdj@gmail.com

Sunday, May 29, 2016

Arti memberikan tanda High beam di Jepang



Berbeda dengan Indonesia, di Jepang memberikan tanda high beam kepada mobil dari arah berlawanan berarti mempersilahkan mobil dari arah berlawanan tersebut melaju terlebih dahulu.

#lalulintasjepang #drivingsafely

Entri Populer