Monday, October 28, 2013

World Collaboration Festival 2013


Minggu, 27 Oktober 2013..

Saya ke Nagoya untuk melihat festival budaya internasional karena saya melihat pamflet ada perwakilan Indonesia yang akan turut serta dalam World Collaboration Festival 2013 di Oasis 21 Sakae Nagoya.

Sebelum ke Oasis 21, saya yang sangat merindukan untuk makan pecel lele (sudah hampir 1 tahun tidak makan lele), pergi ke restoran Indonesia di Shin Sakae yang bernama Bulan Bali Restoran bersama dengan teman saya. Begitu masuk restoran suasana Indonesianya kental banget, karena alunan musik lagu Masih Cinta KOTAK Band. Wah, bagaikan di negeri sendiri, sungguh perasaan yang sangat dalam sekali. Ditambah lagi semua staffnya orang Indonesia lebih spesifiknya orang Bali... Jadi serasa bagaimana begitu..


Setelah melihat menunya, langsung saja saya memilih menu pecel lele, tapi sangat disayangkan lelenya lagi tidak ada, karena menu lunch. Untuk dinner baru ada lelenya. Sedikit kecewa sih, tapi apa boleh buat, lain kali bisa datang lagi ke sini.

Restoran Indonesia Bulan Bali
Lele Goreng

Setelah makan, kami membayar ke kasir dan berkenalan dengan beberapa staff di sana. Bli Ketut dan Mbok Siska, "Datang lagi ya", kata mereka. Tentu saya akan datang lagi untuk makan pecel lele.

Dari Bulan Bali kami jalan kaki ke Oasis 21, untuk melihat kebudayaan Indonesia yang ditampilkan yaitu Angklung, tari piring dan Dangdut.

Dan acarapun dimulai ...

Pertunjukkan angklung dari kalangan mahasiswa Indonesia 
Tari piring 
Orang Jepang menyanyikan lagu Dangdut 




Sungguh hiburan yang luar biasa bagi saya dan teman-teman Indonesia yang hadir pada waktu itu. Sekedar melepas rindu untuk berjoget dan bernyanyi dangdut (Ing stasiun balapan, goyang cesar/buka sithik jos dan lagu jepang yang di dangdutkan ue o muite). Sungguh menyenangkan dan menghibur sekali. Apalagi melihat orang Jepang yang begitu fasih menyanyikan lagu "Buka Sitik Jos" sambil mengenakan kebaya, wah saya begitu bangga terhadap budaya Indonesia.

Semoga sering ada event seperti ini di Jepang. :)

Tuesday, October 22, 2013

Yakitori

yakitori
Potongan-potongan lezat daging ayam yang ditusuk, dicelupkan ke dalam saus barbekyu, dipanggang dengan sempurna di atas arang panas, dan diakhiri dengan minum bir dingin adalah daya tarik memakan yakitori setelah bekerja keras seharian. Tidak heran jika yakitori-ya (sebutan untuk restoran atau kedai yakitori) sangat populer ketika sore hari, biasanya diisi oleh pekerja kantor yang berhenti untuk makan sebelum perjalanan pulang ke rumah dengan kereta.
yakitori juga dapat ditemukan pada saat perayaan festival
Yakitori-ya biasanya tidak terlalu mewah, biasanya hanya terdiri dari 5 atau 6 kursi yang menghadap ke penjual yakitori. Asap panggangan yakitori bertiup ke arah jalan, mengundang orang-orang yang sedang lapar. Yakitori-ya lebih berpusat kepada bagaimana mereka dapat menyediakan makanan yang baik dan dengan suasana yang nyaman untuk menikmati makanan dibandingkan dengan dekorasi ruangan restoran.
yakitori-ya
yakitori-ya
yakitori-ya
Yakitori-ya sering dapat dijumpai dengan ciri-ciri terdapat lentera merah di depan restoran dengan gambar karakter ayam atau burung, atau dengan tulisan yakitori (やきとり) . Petunjuk lain adalah dengan mencium aroma yakitori yang keluar dari ventilasi restoran.
yakitori-ya
sedang memanggang yakitori
yakitori-ya
Banyak dari Yakitori-ya mewah yang menyediakan ayam jenis Jidori. Ayam Jidori ini merupakan ayam khas Jepang (seperti daging sapi Kobe) yang mempunyai kelebihan dibandingkan ayam lain, dimana ayam ini memiliki rasa dan aroma yang lebih enak serta tekstur daging yang lebih kenyal. Selain Jidori, ada  juga jenis ayam lain yang digunakan untuk membuat yakitori. Daerah di Jepang yang terkenal dengan produk ayamnya adalah ayam Chocin dari Nagoya, Satsuma-dori dari Kyushu dan Hinaidori dari Akita. Ada juga ayam Shamo yang biasanya disediakan di Yakitori-ya mewah. Selain ayam, biasanya mereka juga menggunakan burung puyuh, unggas, bebek, tergantung pada musimnya.
jidori
shamo
chocin
satsuma-dori
hinaidori
Faktor lain yang dapat membedakan antara satu Yakitori-ya dengan Yakitori-ya lainnya adalah penggunaan saus untuk menyiram daging ayam (tare) dan arang. Arang keras dari Prefektur Wakayama menghasilkan aroma yang dan api yang terbaik. Arang jenis ini lebih baik daripada menggunakan arang murah dan jauh lebih unggul daripada menggunakan panggangan gas atau listrik. Arang ini dibuat menggunakan kayu Ubame dan produksinya biasanya di lakukan di kota Minabe.
pembuatan arang di Minabe, Prefektur Wakayama
Meskipun Yakitori-ya juga menyediakan yakitori dengan daging atau menu lain selain ayam, daging ayam tetap merupakan menu utama mereka. Potongan ayam ditusuk dengan tusukan kayu tanpa selingan, atau bisa juga diselingi dengan daun bawang (negi).
yakitori dengan negi
yakitori dengan negi
Bagian ayam lainnya juga dapat digunakan seperti sayap ayam, filet daging dada ayam (sasami), daging kaki ayam, hati ayam dan organ lainnya, daging ayam cincang (tsukune), dan kulit ayam. Berikut adalah bagian-bagian dari ayam yang dapat digunakan untuk yakitori:
gambar bagian ayam yang dibuat yakitori

1. Nankotsu/ Guriguri/ Shoukotsunannkotu/ Genkotsu (tulang rawan ayam yang renyah)
nankotsu yakitori

nankotsu yakitori
2. Seseri / Mi/ Koniku ( daging leher ayam)
senseri yakitori
3. Hatsu (jantung ayam)
hatsu yakitori
4. Sasami (dada ayam)
sasami yakitori
5. Tebasaki / Tebamoto (sayap ayam)
tebasaki yakitori
6. Teiru/ Bonjiri/ Bonbochi/ Sankaku/ Gonbo (daging dekat ekor ayam)
teiru yakitori
teiru yakitori
7. Kimo/ Rebaa/ Chigimo (hati ayam)
kimo yakitori
8. Sunazuri/ Sunagimo (ampela ayam)
sunazuri yakitori
9. Momo (paha atau kaki ayam)
momo yakitori
10. Kawa (kulit ayam)
kawa yakitori
11. Tsukune (daging ayam cincang)
tsukune yakitori
Yakitori-ya biasanya menjual yakitori per tusuk dan biasanya kalian harus memesan setidaknya dua tusuk yakitori per jenisnya, meskipun ini bergantung pada masing-masing Yakitori-ya. Sebelum dipanggang, yakitori dicelupkan ke dalam saus, baik saus dengan bahan dasar kecap manis (tare), atau garam (shio). Kalian juga dapat menaburkan shichimi (campuran lada merah dan rempah-rempah lainnya) ke atas daging ayam itu. Kalian biasanya diberikan wadah khusus untuk meletakkan tusuk sate bekas. Kalian bisa mengucapkan ippon (satu tusuk), nihon (dua tusuk), sanbon (tiga tusuk), atau yonhon (empat tusuk) untuk memesan yakitori.
tare
Toko-toko yakitori kelas menengah kebawah biasanya menyajikan menu-menu yakitori tradisional, sedangkan restoran yakitori mewah biasanya menyediakan hidangan khusus seperti burung puyuh panggang, bebek sashimi ayam dan tataki (ayam yang dihidangkan mentah atau setengah matang). Restoran-restoran yang menyajikan ayam mentah biasanya membeli ayam tersebut dari peternakan kecil yang membesarkan ayam mereka dengan lingkungan yang bersih sehingga daging mereka dapat dengan aman dimakan mentah-mentah.
chicken tataki
Bir adalah minuman yang paling umum untuk dinikmati dengan yakitori. Beberapa toko juga menyajikan anggur/wine dan sake. Selain itu juga kalian bisa menikmati yakitori dengan chazuke (campuran nasi dengan teh) atau dengan yaki-onigiri (nasi panggang).
yaki onigiri
chazuke
Berikut ini merupakan beberapa menu yakitori lainnya yang bisa kalian temukan:
ginnan yakitori (biji pohon Ginkgo Biloba)
gyutan yakitori (daging lidah sapi)
piman yakitori (cbai hijau dengan campuran keju, daging dan bahan lainnya)
asuparabekon yakitori (asparagus dibungkus daging babi asap)
atsuage yakitori (tahu goreng bakar)
batubara yakitori (daging perut babi)
chorizo yakitori (sosis babi Spanyol)
enoki maki yakitori (jamur enoki dibungkus daging babi)
shiitake yakitori
toriniku yakitori (daging ayam putih)
shiro yakitori (usus ayam)

Entri Populer