Thursday, April 30, 2015

Clubbing at Ageha Club

Sabtu, 25 April 2015


Sesudah saya selesai menonton konser pentolan The Beatles, Paul Mc. Cartney di Tokyo Dome, saya janjian dengan Dee Dee untuk bertemu di Stasiun Suidobashi.

Karena terlalu lama menunggu dan saya ingin buang air besar. Maka saya mampir ke Mc. Donald beli minuman sekalian numpang ke toilet.

Tak lama kemudian Dee Dee pun muncul, setelah minum kopi dan ngobrol sedikit, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Shin Kiba untuk clubbing.

Tapi sangat disayangkan sebelum sampai di stasiun Shin Kiba, kereta berhenti dan waktu menunjukkan kalau jam operasional kereta telah berakhir.

Entah ada di stasiun mana waktu itu, akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi.

Sampailah di Ageha...


Setelah memasukkan tas, jaket dan bawaan kami yang gak penting ke loker, kami pun membeli tiket yang pada hari itu tiket masuknya 3500 yen, tidak termasuk minum. 

Memasuki club di Jepang harus menunjukkan ID card (Kartu Asuransi, Residence Card atau SIM) untuk klarifikasi umur, karena untuk usia dibawah umur memang dilarang keras masuk club.

Dan melewati pemeriksaan barang bawaan yang sangat ketat. Seluruh barang yang dibawa di kantong baju dan celana dikeluarkan termasuk HP, dompet dan lain-lain. Dompet pun isinya diperiksa, serta seluruh tubuh di geledah oleh pihak security club. Bahkan saya yang pakai topi pun, disuruh lepas topi saya. 

Apakah di Indonesia juga begitu ya?? Seingat saya yang dulu sering dugem di Bali pemeriksaan tidak seketat di Jepang, malah lebih terkesan bebas sekali.. 

Kembali ke Jepang, di Ageha club terdapat 4 venue dan ada tempat seperti taman dimana kita bisa membeli makanan bila lapar. Tapi untuk membeli makanannya kita harus menukarkan uang kita dengan koin khusus seperti voucher.

Setelah mengisi perut yang lapar...
Saya dan Dee Dee clubbing sampai matahari menampakkan dirinya.












Foto di atas saya ambil dari Official Facebook Page Ageha Club Tokyo



Setelah tidak tidur semalaman, perjalanan saya lanjutkan ke Tokyo Tower.


Tokyo Tower

Dee Dee & RGKdJ at Tokyo Tower
Setelah 2 tahun lebih tinggal di Jepang, dan beberapa kali rekreasi ke Tokyo, baru kali ini akhirnya saya bisa berkunjung ke Tokyo Tower. 

Ditemani oleh admin page Kehidupan Jepang Dee Dee (Saitama-Tokyo), kami yang semalam clubbing di Ageha Club di Shin Kiba hingga pagi dan tidak tidur sama sekali menuju ke Tokyo Tower.

Tokyo Tower merupakan menara tertinggi di Jepang sejak tahun 1958 dengan ketinggian 333 meter, merupakan simbol dari kota Tokyo dan terletak di central kota Tokyo.

Desain menara mengikuti Menara Eiffel di Paris Perancis. Walaupun lebih tinggi 8,6 meter daripada Menara Eiffel, berat Tokyo Tower hanya 4200 ton dibandingkan Menara Eiffel yang beratnya 7300 ton.

Namun sejak tahun 2012 gelar menara tertinggi di Jepang menjadi milik Tokyo Sky Tree dengan ketinggian 634 meter, hampir 2 kali tinggi Tokyo Tower.

Tokyo Tower dikenal sebagai simbol kota Tokyo dan obyek wisata, daripada fungsinya sebagai pemancar TV dan radio.

Dari atas, kita bisa melihat pemandangan kota Tokyo baik siang ataupun malam hari. Di saat hari cerah bisa lihat Gunung Fuji dan berbagai landmark kota Tokyo seperti Tokyo Sky Tree, gedung-gedung perkantoran dan lain-lain.

Tapi karena kami datang terlalu pagi dan Tokyo Tower belum buka, jadi kami hanya berfoto ria saja di bawah Tokyo Tower.




Dan bagi yang mau lihat sekeliling Tokyo Tower, bisa lihat video dibawah ini.





Setelah itu perjalanan saya lanjutkan dengan keliling Tokyo menggunakan Tokyo Sky Hop Bus.


KdJ Gathering Tokyo


Pada Minggu, 26 April 2015, saya yang pada hari sebelumnya menonton konser Paul Mc. Cartney di Tokyo Dome, mengadakan gathering bersama dengan admin page Kehidupan di Jepang. 

Karena kesibukan masing-masing, yang bisa berkumpul hanya 5 orang.

Saya RGKdJ (Gifu), Retno (Tokyo), Helmi (Gunma), Dee Dee (Saitama) dan Widi (Yokohama).

Pertemuan kami adakan di Warung Cafe Bali Campur Koenji Tokyo, yang selanjutnya kami mengunjungi tempat tinggal mbak Widi di Yokohama sekalian menengok anak mbak Widi yang baru saja lahir.

Bagi kami berlima, ini pertama kalinya bertemu langsung secara muka secara muka. Karena biasanya selalu berhubungan lewat udara (online). Meskipun untuk pertama kalinya bertemu, kami merasa sudah sangat akrab bagaikan saudara sendiri.

Kami akan berusaha menyediakan waktu dan mengadakan acara gathering lebih sering lagi.
Dukung kami dan bergabunglah dengan acara kami yaa.


-Kehidupan di Jepang 2015-

Michelle JKT48 di Majisuka Gakuen 4

Michelle JKT 48

Halo sahabat KdJ

Sahabat pasti tahukan JKT48?

Nah, Tahukan sahabat kalau Michelle JKT48 ikut main film di Majisuka Gakuen 4 di Jepang?

Michelle JKT48 dari Team T, atau yang nama panjangnya Michelle Christo Kusnandi main film di Majisuka Gakuen 4 Gaiden 5 bersama member AKB48 dan sister grup lainnya.

Filmnya sendiri ditayangkan di Jepang, 27 April 2015 semalam.

Ceritanya, Michelle menjadi murid pindahan dari Jakarta yang masuk ke sekolah yankee atau gank yang ditakuti di sekolah Jepang.

Para murid Majijo sendiri sudah siap menghadapi murid pindahan dari mana saja, namun tidak bernah berpikiran kalau murid pindahan kali ini datang dari Jakarta, Indonesia.

Alhasil, bukannya ditakuti tetapi malah menjadi hal yang lucu bagi para temannya karena kendala Michelle yang belum bisa fasih berbahasa Jepang.

Waktu salam perkenalan pun, Michelle menggunakan Bahasa Indonesia "Hai, nama saya Michelle..", temannya pun tidak mengerti apa yang Michelle katakan... hahaha

Penasaran ingin lihat episode-nya?

Bisa lihat disini

150428 Majisuka Gakuen 4 Gaiden - Episode 5


Penulis adalah Admin Page KdJ
-Adiya Ehime-

Sunday, April 26, 2015

Tokyo Sky Hop Bus

Pada hari Minggu kemarin (26 April 2015), saya bersama Dee Dee admin Page KdJ wilayah Saitama- Tokyo berkesempatan melakukan tour keliling Tokyo dengan naik Tokyo Sky Hop Bus. 
Bus ini bus tanpa atap, dimana kita bisa menikmati pemandangan Tokyo di atas bus sambil menikmati angin sejuk yang berhembus.
Terminal Sky Hop Bus Ticket Counter ini ada 2, di Marunouchi Mitsubishi Building yang terletak di dekat Tokyo stasiun dan di Narihira Office Tokyo Skytree.

Karena saya baru saja ke Tokyo Tower, maka terminal terdekat Sky Bus ini ada di Marunouchi Mitsubishi Building.
Langsung saja saya ke Tokyo Stasiun dan bertanya pada petugas stasiun lokasi dari Marunouchi Building.

Letak Marunouchi Building ternyata ada di Marunouchi South Entrance Tokyo Stasiun, tinggal menyeberang jalan, jalan lurus ke persimpangan berikutnya dan di sebelah kiri akhirnya kelihatanlah berjejer-jejer bus tanpa atap yang diparkir.
Ada 2 jenis Tour
  1. Sky Bus Tokyo (Tokyo view from the top), tour ini kita hanya bisa menikmati pemandangan di atas bus, dan tidak bisa turun di halte Sky Bus yang dilewati. 
  2. Tokyo Sky Hop Bus Tour, tour ini memungkinkan kita untuk menikmati pemandangan di atas bus dan turun di halte Sky Bus untuk berkunjung ke tempat wisata yang ada.

Brosur Sky Bus Tokyo dan Sky Hop Bus
Untuk Sky Bus Tokyo (Tokyo view from the top) ada 5 course yang bisa dipilih
  1. Imperial Palace -  Ginza - Marunocuhi Course lama perjalanan sekitar 50 menit, biaya 1600 yen/orang dan 700 yen untuk anak kecil.
  2. Ometesando - Shibuya Course lama perjalanan sekitar 80 menit, biaya 2000 yen/orang dan 1000 yen untuk anak kecil.
  3. Tokyo Tower - Rainbow Bridge Course lama perjalanan sekitar 50 menit, biaya 1800 yen/orang dan 800 yen untuk anak kecil
  4. Tokyo Sky Tree - Asakusa Course lama perjalanan sekitar 80 menit, biaya 1900 yen/orang dan 900 yen untuk anak kecil.
  5. Odaiba Night Course lama perjalanan 120 menit, biaya 2100 yen/orang dan 1000 yen untuk anak kecil
Sky Hop Bus Tour 
Biaya untuk 1 Day pass (24 jam) sebesar 2500 yen/orang dan 1200 yen untuk anak kecil.
Biaya untuk 2 Day pass (48 jam) sebesar 3500 yen/orang dan 1700 yen untuk anak kecil.
Bisa naik dan turun Bus di setiap tempat wisata yang terdapat halte Sky Bus.

Ada 3 course yang bisa dipilih


Asakusa - Tokyo Sky Tree Course.
Marunouchi Building - Ueno Station - Tokyo Sky Tree Station - Asakusa Hanakawado - Ueno Matsukaya - Akihabara (Suehirocho) - Shin Nihombashi (Mitsui Tower, Mitsukoshi) - Marunouchi Building
Odaiba Course.
Marunouchi Building - Tokyo Tower - Fuji Television Aqua City Odaiba - Venus Fort - Tokyo Bay Ariake Washington Hotel (Tokyo Big Sight) - Toyosu - Tsukiji Ginza - Marunouchi Building
Ropponggi - Tokyo Tower Course.
Marunouchi Building - Hotel New Otani Tokyo - Tokyo Midtown - Ropponggi Hills - Tokyo Tower - Marunouchi Building
Karena saya ada janji untuk makan siang dengan admin Page KdJ yang lain, maka kami memutuskan untuk naik Sky Bus Tokyo (Tokyo view from the top) dengan Imperial Palace -  Ginza - Marunocuhi Course course.
Pintu Masuk Bus
Tiket Bus
Dee Dee dan RGKdJ
Saran saya musim yang paling tepat menikmati pemandangan kota Tokyo dengan menggunakan bus ini adalah pada waktu musim semi di saat Sakura bermekaran.

Setelah keliling Tokyo menggunakan bus ini, perjalanan saya lanjutkan ke acara Gathering KdJ di Club Bali Campur Koenji Tokyo.


Semoga bermanfaat.
Tokyo, 26 April 2015

Sunday, April 19, 2015

Kaldi Coffe Farm

Kaldi Coffe Farm di AEON Mall
Membuat sambal terasi atau bajak di negeri sakura bisa dibilang sangat susah, karena bahan-bahan untuk membuat sambal, seperti lombok dan terasi sangat jarang sekali dijual disini.

Kalau adapun lombok yang dijual di supermarket itu pada umumnya berupa lombok yang telah dikeringkan dan hanya tersedia pada musim tertentu.

Sedangkan untuk terasi sudah dipastikan tidak dijual di supermarket biasa, biasanya teman-teman Indonesia di sini membelinya via online di toko khusus yang menjual produk-produk buatan Indonesia.

Karena saya kangen makan sambal, maka saya ke Kaldi Coffe Farm yang terdapat di Aeon Mall, yang kebetulan dekat rumah (dengan kendaraan hanya 10 menit).

Di sini selain menjual berbagai macam kopi dari berbagai negara (termasuk Indonesia), juga menjual beberapa produk Indonesia seperti sambal, saos, indomie dan bumbu instant.

Harga 486 yen sudah termasuk pajak
sekitar Rp. 50.000
Indomie 91 yen sudah termasuk pajak
sekitar Rp. 9500

Bagi teman-teman yang sedang ada di Jepang kalau lagi jalan-jalan ke Aeon Mall, dan lagi ingin indomie atau sambal, mampir saja ke Kaldi untuk beli produk Indonesia. 

Saat masuk Kaldi dapat tester minum kopi gratis lagi, meskipun tidak beli apa-apa.


Semoga bermanfaat,
-RGKdJ-

Saturday, April 18, 2015

Persimpangan Shibuya dan Hachiko

Persimpangan Shibuya

Shibuya merupakan satu dari 23 kota bagian di Tokyo, yang mana kawasan ini dipadati oleh toko-toko merek terkenal, pusat hiburan, dan tentunya kawasannya anak muda Tokyo.


Nikmati sensansi menyeberang di
Persimpangan tersibuk di dunia
Stasiun Shibuya adalah stasiun ke tiga tersibuk dan terpadat di Tokyo.

Dan pintu keluar yang bernama Hachiko menuntun saya menuju ke patung anjing yang terkenal Hachiko dan salah satu persimpangan jalan tersibuk di dunia Shibuya Crossing.

Setidaknya ada 45.000 orang yang menyeberang di sini setiap 30 menit pada jam-jam sibuk. Bisa dibayangkan? 

Persimpangan tersibuk di dunia ini dihiasi oleh papan-papan reklame super besar dengan lampu neon berwarna-warni menghiasinya di kala malam.

Persimpangan Shibuya atau yang disebut juga Shibuya Crossing ini merupakan tempat syuting dari film Lost In Translation, Fast and Furious Tokyo Drift, Resident Evil After Life dll.












Dan di sini terdapat juga patung anjing yang terkenal Hachiko.

Penulis di Shibuya patung Hachiko
Patung Hachiko adalah tempat dimana banyak orang-orang membuat janji untuk bertemu bila di Shibuya.

Sebenarnya selain di Shibuya, ada 1 lagi patung Hachiko yang terletak di kota kelahirannya Odate.

Kisah Hachiko bisa dilihat di film Jepang Hachiko Monogatari karya sutradara Seijiro Koyama produksi tahun 1987.

Sebuah drama spesial tentang Hachiko ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006.
Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita).

Dan pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.


Semoga bermanfaat
RGKdJ

Lampu merah di Jepang

Lampu merah di jalan besar Jepang
Pada tahun-tahun awal saya tinggal di Jepang, saya agak bingung terhadap lampu merah atau yang disebut traffic light di jalan-jalan utama (lebar) di Jepang.

Karena sangat berbeda di Indonesia, seperti pada gambar di samping.

Yang saya bingungkan, kalau semua arah lampu hijau, mengapa lampu merah menyala?

Hal ini saya tanyakan pada teman Jepang saya, lampu merah menyala bukannya berhenti ya??

Dan teman Jepang saya menjawab, kemana tujuanmu liat saja tanda panahnya kalau hijau artinya jalan bukan berhenti.

Lalu saya balik bertanya, nah kalau semua tanda panah hijau, mengapa lampu merah menyala?

Dan teman Jepang saya tidak bisa menjawabnya, katanya ya dari dulu memang kaya begitu.

Setelah saya berpikir dan bertanya pada teman-teman Indonesia yang sudah tinggal lama di Jepang, akhirnya jawaban dari pertanyaan saya terjawab juga.


Berikut penjelasan saya

Gambar dari kiri ke kanan
  1. Lampu hijau tapi lampu tanda panah tidak menyala memiliki arti jalan lurus OK, untuk belok kanan atau kiri juga OK tapi harus berhati-hati karena untuk belok kanan traffic light dari jalur arah berlawanan tidak merah (hijau), wajib berhenti kalau kendaraan dari arah berlawanan sedang lewat. Sedangkan untuk belok kiri lampu merah untuk pejalan kaki juga bukan merah (hijau) jadi harus berhati-hati dan wajib berhenti kalau ada pejalan kaki menyeberang jalan.
  2. Lampu kuning menyala sedangkan lampu tanda panah lurus dan kiri hijau memiliki arti, jalan lurus dan belok kiri OK, untuk belok kanan kurangi kecepatan.
  3. Lampu merah menyala dan lampu hijau tanda panah kiri, lurus dan kanan menyala memiliki arti, belok kiri, lurus dan kanan OK, lampu merah menunjukkan arti traffic light dari jalur arah berlawanan dalam kondisi merah. 
  4. Kondisi terakhir adalah lampu merah dan lampu hijau tanda panah kiri, lurus dan kanan tidak menyala memiliki arti BERHENTI.

Semoga bermanfaat
Minggu, 19 April 2015
RGKdJ

Wednesday, April 15, 2015

Matsuyama Aki Matsuri





Matsuyama Aki Matsuri - Omikoshi Matsuri (Don't try this at home!)

Kali ini saya sedang berada di Matsuyama, tepatnya di depan pemandian air panas pertama dan tertua di jepang, yakni di Dōgo Onsen.

Saat ini di Matsuyama sedang diadakan perayaan musim gugur yang disebut Matsuyama Aki Matsuri.

Pada perayaan ini banyak sekali arak-arakan dan tari-tarian daerah dan yang tidak kalah serunya adalah Omikoshi Matsuri.

Mikoshi atau omikoshi 「神輿」adalah semacam kuil portabel atau tandu yang dihias dengan megah seperti sebuah yagura, dan dipercaya dinaiki oleh objek pemujaan atau roh dari kuil Shinto di Jepang.

Pada penyelenggaraan matsuri, mikoshi diusung beramai-ramai di pundak oleh para penganut, dan dibawa berpawai keliling kota.

Pada perayaan kali ini, mikoshi yang diusung kemudian saling diadu untuk menentukan siapa yang terkuat.

Seperti layaknya orang berperang, 2 kubu kanan dan kiri yang saling membawa omikoshi kemudian berlari dan menabrakkan omikoshi-nya hingga lawan terpelanting.

Siapa yang paling cepat menaikkan omikoshi-nya kembali dialah yang menang.

Dan tak jarang perayaan ini diakhiri dengan dengan perkelahian antar 2 kubu karena memang kebanyakan orang yang mengikuti dan memikul omikoshi ini dalam keadaan mabuk setelah minum bir jepang.

Sangat berbahaya tapi sangat seru dan menarik.

Sayapun sempat beberapa kali terdorong ke belakang ketika merekam perayaan ini. Satu hal lagi ya sahabat KdJ:

Dont try this at home.


Penulis adalah admin page KdJ
 Aditya Ehime

Jisshuusei Indonesia Di Acara TV Jepang






Beberapa hari yang lalu saya sempat menonton acara TV Jepang yang pada saat itu menampilkan seorang jisshuusei Indonesia bernama Alfan.

Mungkin ada sebagian sahabat KdJ di sini yang mengenalnya?

Pada suatu sesi acara yang dinamakan: ニッポンに住む外人に聞いた。ニッポンのいいトコロは? atau dalam bahasa Indonesianya: Bertanya pada orang asing yang tinggal di Jepang.

Tempat yang bagus di Jepang apa?

Alfan kemudian menceritakan pengalamannya waktu ia pergi ke Tokyo dan Osaka.

Hal yang membuatnya terkejut dan kaget yaitu Eskalator.

Sewaktu ia berdiri di bagian kanan eskalator, ia menyadari bahwa hanya dia sendiri yang berdiri di sebelah kanan, lalu dari belakangnya ada orang jepang yang menghampiri dan berkata 「すみません」 atau "permisi".

Setelah itu baru Alfan tahu bahwa eskalator di sebelah kanan digunakan untuk orang yang sedang terburu-buru.

Hal yang unik lainnya yaitu sewaktu Alfan tiba di stasiun Ueno dan masuk ke toilet.

Saat selesai buang air kecil, senpai atau seniornya berkata bahwa ia harus ojigi atau sikap membungkuk seperti saat mengucap salam dan berkata 「終わりました] atau dalam bahasa Indonesianya "selesai" di depan tempat buang air kecil.

Jika melakukannya maka air akan mengalir keluar di tempat buang air kecil secara otomatis. Hahaha... unik yah sahabat KdJ.

Terakhir Alfan berkata bahwa dia akan membawa hal yang baik dan positif yang bisa ditiru untuk dibawa pulang ke Indonesia yaitu "manner" dan "teknologi" jepang.

Wah hebat yah Alfan bisa masuk acara TV Jepang.


Penulis adalah admin page KdJ
 ~Aditya Ehime~

Sunday, April 12, 2015

Kokoro no tomo



Kokoro no Tomo - by admin page KdJ Aditya Ehime (Zivilia cover) 
Video locations: Dogo Onsen (Dogo Spa), Okaido, Matsuyama City, Japan.


Admin page FB KdJ yang satu ini sangat kreatif dalam membuat video klip dengan latar belakang Kehidupan di Jepangnya, cita-citanya mungkin jadi artis kali ya.. :D

Mari kita tunggu video kreatif yang lainnya oleh Aditya Ehime, dan jangan lupa subscribe youtube channelnya. 

6 Hal Positif di Jepang

Hal positif di Jepang:(seri 1)

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.
Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok.
Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.
Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” .
Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok.
Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

Hal positif di Jepang (seri 2) 

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang.
Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran.
Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.
Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.
Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan.
Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.


Hal positif di Jepang (seri 3)

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics.
Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu.
Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.
Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika.
Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

Hal positif di Jepang (seri 4)

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian.
Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.
Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.
Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup.
Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
Semoga bisa menambah semangat untuk hidup sederhana ya

Hal positif di Jepang (seri 5) 

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah.
Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi.
Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah.
Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita.
Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo.
Ternyata Jepang tidak habis.
Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).
Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian.
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain.
Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya.
Semoga bisa menginspirasi kita untuk pantang menyerah dalam menghadapi persoalan hidup. Semangat!!!

Hal positif di Jepang (seri terakhir) 

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang.
Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain.
Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang.

Semoga 6 seri hal positif di Jepang ini bisa bermanfaat untuk kita.......


Penulis adalah admin page KdJ
Gun-Mie

Tukang parkir di Jepang

Coin parking meter
Sudah 1 tahun 3 bulan lamanya saya tinggal di Jepang, dan selama itu pula saya tidak pernah menemui ada tukang parkir di sini.

Jika ada beberapa ruas jalan tertentu di Jepang yang (agak) lebar, di salah satu sisinya difungsikan sebagai tempat parkir mobil sementara, biasanya di sampingnya disediakan coin parking meter.

Tapi kalau parkir di tempat coin parking meter biasanya hanya terbatas untuk 60 menit saja.

Kalau sudah lebih dari 60 menit dan mobil tetap parkir, maka lampu indikator di coin parking meter tersebut akan menyala kelap-kelip.

Jika sampai ketahuan Polisi atau Chuusakanshin (petugas berseragam hijau yang bertugas menilang mobil yang parkir sembarangan/melanggar peraturan parkir), maka pengemudi dari mobil tersebut akan dikenakan sangsi/tilang sebesar ± ¥15.000 - 18.000 (± Rp. 1.500.000 - 1.800.000)

Dari foto coin parking meter diatas bisa dilihat ada beberapa peraturan dalam memarkir mobil, diantaranya; hanya boleh memarkir kendaraan di tempat tersebut di jam-jam yang sudah di tentukan, ongkos parkir selama 60 menit adalah ¥300 dan membayarnya hanya bisa menggunakan uang koin ¥100.

Heeeeemmm...

Kalau begini ceritanya, tidak ada kesempatan jadi tukang parkir part time nih di sini...???


Penulis adalah admin page KdJ
 ~Widi Yokohama-Kanagawa~

Buku bahasa Indonesia di Jepang

Berbanggalah menjadi warga negara Indonesia

Sedikit cerita dari tempat kerja saya yang hampir 25% pekerjanya adalah WNI.

Saya bekerja di perusahaan recycle catridge dengan 75% pekerjanya adalah wanita berusia di atas 40 tahun, dan ada seorang Ibu warga negara Malaysia yang telah menikah dengan orang Jepang.

Kami sebagai WNI di sini mengikuti budaya orang jepang yang selalu memberikan sapaan wajib di pagi hari "Ohayougozaimasu" kepada setiap orang yang kami temui.

Namun lihatlah, ada seorang Ibu-ibu Jepang yang ternyata belajar Bahasa Indonesia hingga sengaja membeli buku ini.

Penulis bukunya orang Jepang 

Peta Indonesia 

Semua makanan favorit saya, ada warteg juga?

Warisan Budaya Indonesia

Ada tukang copet, ojek payung, pengamen, joki, dan nongkrong.
Segala hal yang khas Indonesia dipelajari juga di buku ini.

Ragam budaya kita


Sule aja ada lhoo



Okubo-san namanya, selain mengajari saya bahasa jepang dia juga rajin belajar kosa kata pendek dalam bahasa indonesia seperti Dingin di ucapkan Ding gin, Panas di ucapkan Panasu dan sapaan "Selamat Pagi" yang selalu ia ucapkan kepada kami, kadang saya sendiri yang biasa menyebut Ohayougozaimasu di balas nya dengan Selamat pagi lalu saya ucapkan juga Selamat pagi.

Beberapa ibu-ibu di sini juga belajar mengucapkan salam selamat pagi, terimakasih, sama-sama, juga selamat siang dalam bahasa Indonesia.

Perusahaan yang 25% nya WNI ini, mungkin tak akan bisa beroprasi jika kami tidak masuk kerja dalam sehari.

Awalnya selain WNI ada juga orang Cina yang bekerja di sini, namun karena alasan tertentu perusahaan memberhentikannya.

Di gantikan dengan WNI yang terus di rekrut setiap tahun.


Penulis adalah admin page KdJ
Nia shiga 
@nia.purnama

Tentang yukata, musim gugur dan musim semi


Ada yang tahu yukata?

Yap, pakaian yang serupa dengan kimono namun sangat berbeda.

Yukata, lazim nya di pakai pada musim panas karena bahannya yang relatif tipis dan hanya satu lembar.

Sedangkan musim gugur dan musim semi adalah musim dengan suhu di bawah 20 derajat celcius, suhu yang paling bersahabat menurut saya, di banding suhu minus di musim dingin dan suhu panas di musim panas.

Musim gugur datang sebelum musim dingin dan musim semi datang setelah musim dingin. Musim gugur dengan daun maple/momiji nya dan bunga sakura yang bermekaran di musim semi.

Saya menyukai yukata, momiji dan sakura, ketiga nya terkesan Jepang Banget menurut saya.






Menikmati momiji dan sakura di sini hanya dengan berjalan-jalan ke taman di sekitaran tempat tinggal dengan memakai yukata saja sudah cukup menyenangkan untuk saya, kegiatan yang menurut saya sangat sederhana itu ternyata di anggap tak biasa oleh beberapa warga lokal yang melihat kami, terbukti dengan tatapan tak lazim dari beberapa orang jepang saat melihat saya dengan seorang sahabat saat hanami kemarin, alhasil kami pun di tanya oleh seorang cewe jepang yang sedang menikmati sakura juga.

"Where do you come from?" Sapa nya dengan bahasa inggris yang sangat fasih untuk ukuran orang jepang.

"Indonesia." Jawab kami serempak.

"Do you speak japanese?" Tanya nya.

"Hai sukoshi hanasemasu."

"Samukunai desuka?" Tanya nya gemas karena melihat kami memakai yukata sedangkan ia mengenakan kimono.

"Hehe.. Daijoubu desu." Jawab kami dengan nyengir kuda haha karena sebenarnya memang tak terlalu dingin.

Setelah mengobrol banyak hal dan meminta foto bersama kami pun berpamitan.

Cewe tersebut menyampaikan pesan terakhirnya.

"Kaze o hikanai youni ne!" Ucapnya tulus.

"Hai, arigatougozaimasu~"


Sudah cantik, pintar berbahasa inggris, ramah & baik pula. (^^) perbincangan singkat dengan warga sekitaran tempat tinggal menjadi pengalaman tersendiri yang tak terlupakan untuk saya.


Penulis adalah admin page KdJ
Nia shiga 
Follow my ig @nia.purnama

Entri Populer