Thursday, February 25, 2010

Erika Kirihara Naksir Cowok Indonesia Berkulit Gelap


Jakarta Bintang film porno asal Jepang, Erika Kirihara, mengaku baru dua kali mengunjungi Indonesia. Tapi dari kunjungannya itu, cowok-cowok Indonesia meninggalkan kesan bagi Erika.

Gadis kelahiran 15 Desember 1987 itu menilai cowok-cowok Indonesia yang pernah ditemuinya berbeda dari pria Jepang yang selama ini dikenalnya. Perempuan yang berdomisili di Tokyo tersebut mengunjungi Indonesia pertama kali pada Mei 2009 lalu. Saat itu ia berlibur di Bali.

"Cowok-cowok Indonesia kok ramah-ramah yah, mudah tersenyum dan cakep-cakep juga," ujarnya seraya tertawa dengan bahasa Jepang saat berbincang dengan detikhot di kantor detikcom, Jl Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2010).

Erika membandingkan dengan pria Jepang yang selama ini dikenalnya. Menurutnya, para cowok Jepang lebih cuek terhadap perempuan. Para pria jepang juga jarang memuji perempuan di Negeri Sakura.

"Kalau di negara ku, cowok-cowoknya tak terlalu bisa memperlakukan kami para perempuan dengan baik," urainya.

Selain sikap cowok Indonesia, perempuan berzodiak Sagitarius itu juga menyukai warna kulit kaum adam di tanah air. Baginya kulit gelap cowok Indonesia sangat seksi.

"Aku suka cowok-cowok kalian yang berkulit coklat, yang berkulit gelap. Kelihatannya menarik sekali," imbuhnya sembari tersenyum.

Erika yang memerankan karakter Tante Hanna di film 'Arisan Brondong' mengungkapkan tak tertutup kemungkinan dirinya menjalin cinta dengan cowok Indonesia. Namun seperti perempuan kebanyakan, ia butuh waktu yang cukup untuk mengenal sosok calon kekasihnya kelak.

"Bisa aja aku pacaran sama cowok Indonesia, lagipula aku juga lagi single kok. Mudah-mudahan aku bisa berkunjung ke Indonesia lagi," tandasnya.

Erika Kirihara Senang Santap Sate Kambing


Indonesia memiliki segudang warisan kuliner yang nikmat untuk disantap. Bukan hanya orang Indonesia yang dibuat ketagihan makanan Nusantara, artis asal Jepang Erika Kirihara pun demikian.

Pemain film 'Arisan Brondong' itu mengungkapkan kalau ia suka sekali menyantap sate kambing. Tekstur daging kambing serta bumbu pelengkap yang khas yang membuat Erika ketagihan.

"Enak, enak, sate kambing enak," jelasnya saat melakukan santap malam bersama detikhot di kantor detikcom, Jl Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2010).

Erika mengatakan di tanah kelahirannya, kambing tidak dijual. Otomatis makanan dari daging kambing pun tidak akan ditemukan di restoran-restoran di Jepang. Tak heran saat ditawari menu sate kambing oleh detikhot untuk makan malamnya, Erika tak menolaknya.

Ketika Erika berkunjung ke Jakarta pada Desember 2009 lalu untuk keperluan syuting film 'Arisan Brondong, ia ditawari oleh Maxima Pictures makanan sate kambing. Maxima Pictures adalah rumah produksi yang mengontrak Erika untuk bermain di film 'Arisan Brondong'.

Selain sate kambing, perempuan kelahiran 15 Desember 1987 tersebut juga menggemari nasi goreng dengan telur ceploknya. Makanan yang menjadi santapan bagi kebanyakan orang Indonesia tersebut dinilai Erika unik.

Jika cowok Indonesia, sate kambing dan nasi goreng membuat Erika tertarik, tidak dengan cuaca di Jakarta. Menurutnya udara di Jakarta sangat panas.

"Sangat panas di sini, berbeda sekali dengan di Tokyo," tuturnya.

Selain panas, Erika juga tak tahan dengan kemacetan dan polusi di Jakarta. Tak heran selama di Jakarta ia jarang keluar hotel di siang hari dan lebih memilih untuk jalan-jalan saat matahari mulai tergelincir di ufuk barat.

Monday, February 15, 2010

Kenapa orang Jepang tidak banyak menjadi anggota FaceBook??


Beberapa kali saya pernah mengirimkan invitation ke teman mahasiswa Jepang untuk ikut bergabung di FaceBook (FB). Tapi undangan saya tersebut sangat jarang ditanggapi oleh teman saya. Ada satu dua orang yang menjadi anggota, tapi itupun tidak aktif. Hanya sekedar membuka account saja. Yang lumayan aktif biasanya hanya mahasiswa Jepang yang mempunyai banyak teman mahasiswa asing.

Tahun 2008 Mark Zuckerberg membuat aplikasi bahasa Jepang untuk menarik lebih banyak peminat FB dari negeri sakura. Ternyata harapan itu tidak terpenuhi. Memang sebagian besar warga Jepang sangat tidak terbiasa dengan aplikasi berbahasa Inggris. Tetapi ketika YouTube membuat aplikasi berbahasa Jepang, berbondong-bondong orang Jepang mengupload video ke sana. YouTube relativ lebih disenangi dibandingkan dengan FB. Ternyata bahasa bukan kendali utama bagi menjamurnya FB di Jepang.

Untuk menjadi anggota FB, kita diharuskan mengisi data-data pribadi yang nantinya dicantumkan kepada orang yang menjadi teman kita. Sementara YouTube cuma mensyaratkan nama (itupun tidak perlu nama asli) dan alamat email . Di sinilah masalahnya. Sebagian besar orang Jepang tidak mau memperlihatkan data dan kehidupan pribadinya kepada banyak orang. Sebagai contoh, dengan memperlihatkan tanggal, bulan dan kelahiran kita, dipercaya dapat digunakan untuk mengetahui karakter kita yang sangat berbahaya apabila digunakan untuk kepentingan tidak baik.

Selain itu, orang Jepang juga tidak terlalu suka menonjolkan jati dirinya di hadapan orang banyak. Mereka terbiasa hidup berkelompok dan bekerja juga dalam kelompok. Kita mungkin kenal dengan produk walkman, tapi kita tidak tahu siapa penemunya, kecuali dari Sony Corpporation. Juga tamagochi yang terkenal itu, oleh perusahannya, sang penemu mendapat perlakuan sama dengan pegawai lainnya dan dianggap sebagai bagian dari kerja kelompok.

Dalam berinternetpun, orang Jepang lebih suka memakai identitas lain atau bukan nama sebenarnya. Tahun 2005 ada satu kisah nyata tentang warga Jepang yang bercurhat dalam suatu forum Internet. Pemuda Jepang tersebut adalah orang yang suka dengan komik (manga), game, animasi dan bergaya agak aneh. Di Jepang orang seperti ini disebut “otaku”. Dalam suatu perjalanan di kereta api, dia berhasil menolong seorang wanita cantik berpendidikan tinggi dari gangguan orang mabuk. Keinginannya untuk mendekati dan mencintai wanita tersebut dicurahkan dalam sebuah forum Internet. Dalam setiap langkah untuk mendekati sang wanita, dia menceritakannya di forum tersebut. Banyak sekali tanggapan, saran dan dukungan kepada pemuda tersebut. Kisah ini akhirnya menjadi populer dan dijadikan sebuah film, sinetron dan komik dengan judul “Densha Otoko” (Train Man). Sampai sekarang, identitas asli Train Main ini tidak diketahui.

Selain itu, ada juga rasa mawas diri dari orang Jepang untuk tidak membagi identitas, foto dan kehidupan pribadinya. Terutama para wanitanya. Mereka tidak mau diganggu oleh orang-orang iseng yang mengetahui identitas mereka melalui FB. Pernah juga ada kasus ketika seorang mahasiswi yang punya blog didatangi oleh pemuda Amerika yang ingin berkenalan dengannya. Sang mahasiswi menolak dan sempat terjadi kehebohan di kampus. Sejak saat itu ada himbauan di kampus untuk tidak membuka kehidupan pribadi melalui blog. Demikian cerita salah satu professor saya.

Jadi budaya masih banyak mempengaruhi orang Jepang untuk tidak sembarangan berinternet. Sementara di Indonesia banyak yang dengan secara sengaja membagi-bagikan nomor HP, alamat, nomor PIN BlackBerry dan identitas lainnya di FB mereka. Tanpa disadari, kalau ada orang yang berniat tidak baik, data-data ini bisa dengan sangat mudah dimanfaatkan untuk kejahatan.

Friday, February 12, 2010

keunikan yang hanya ada di jepang


1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii / sengsara.

2. Orang Jepang menyukai angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).

3. Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).

4. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).

5. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/ cap. Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.

6. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.

7. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.

8. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.

9. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.

10. Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”.... dengan jari tangannya ? Kalau agan-agan perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara
menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan. Kalo nggak percaya, coba deh… jikken dengan teman Jepang anda.

11. Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen.

12. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita ga langsung naik.

13. Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir2an bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapin duit buat bayar sendiri-sendiri.

14. Nganter jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya ketemuan di stasiun.

15. Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu dianggap ga sopan. Ke rumahnya cuma kalo udah diijinin.

16. “Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali kalo mereka bener-bener udah mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuke desu” buat ngungkapin kalo mereka sayang sama pacarnya.

17. Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti kita bakal liat orang yang lainnya lagi bawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.

18. Bunga sakura adalah bunga yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada satupun bunga sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa bunga, dan jadi ga menarik lagi.

19. Di Indonesia, kita bakal dapet duit kalo kita ngejual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita malah harus bayar kalo mau naro barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang lebih milih ninggalin TV bekas mereka gitu aja kalo mo pindah apartemen.

20. Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, ga ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka santai aja, baca koran, ngobrol, ngerokok, dan kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal ga ada mobil yang lewat satupun. Mungkin kalo mereka ngelanggar peraturan juga ga akan celaka.

21. Mereka ga percaya Tuhan (mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Mungkin karena itu negara mereka maju. Entahlah...

Wednesday, February 10, 2010

KEHIDUPAN MUSLIM DI JEPANG


jepang bukanlah negara yang mayoritas penduduknya beragama islam seperti halnya Indonesia. Jepang adalah negara yang boleh dikatakan tidak begitu menganggap penting masalah keagamaan. Oleh karena itu, sebagai orang islam yang menuntut ilmu di negara ini, diperlukan ketahanan diri untuk senantiasa tetap istiqamah. Terkait dengan hal ini, saya ingin sedikit menceritakan kehidupan muslim di Jepang. Pada dasarnya, kehidupan muslim di jepang secara umum bisa dikatakan Alhamdulillah masih dalam keadaan stabil dan tidak mendapat gangguan ataupun hambatan yang betul-betul menjadi masalah. Selama hampir 6 bulan di Jepang, saya masih bisa beribadah dengan tertib, sholat 5 waktu, sholat malam dan sholat Jumat. Sholat 5 waktu dapat dikerjakan di sela-sela kegiatan kuliah ataupun lab.

Di Jepang ini terdapat Islamic Center yang secara umum berfungsi sebagai center atau `markas` bagi orang-orang islam yang ada di Jepang. Selain itu ada beberapa masjid (khususnya di Tokyo) dan mushalla-mushalla di kampus-kampus yang terdapat banyak mahasiswa islamnya (jangan samakan dengan mushalla atau masjid kampus yang ada di kampus-kampus di Indonesia lho, J ). Di Tokyo, masjid-masjid ini dikelola oleh muslim-muslim dari Saudi Arabia, Pakistan, dan Turki. Karena di jepang membuat keributan menjadi hal yang dilarang, maka suara-suara dari masjid tidak sampai ke luar masjid, tetapi hanya terdengar di dalam masjid saja. Pelaksanaan shalat lima waktu didirikan di masjid-masjid dan di mushalla-mushalla ini. Begitu pula dengan pelaksanaan shalat jumat dan shalat-shalat sunat lainnya yang terkait dengan waktu, seperti shalat tarawih dan sejenisnya. Akan tetapi, karena letak masjid ataupun mushalla ini jauh dari tempat beraktivitas kaum muslim di Jepang, pelaksanaan shalat-shalat tersebut diadakan sendiri oleh beberapa muslim yang berada di daerah itu.

Jadwal waktu shalat lima waktu ini pun akan berbeda dengan Indonesia yang waktu shalat lima waktunya agak teratur. Jadwal waktu shalat subuh misalnya, ada waktu di mana subuh masuk sekitar pukul 02.40, ada pula waktu di mana jadwal subuh masuk pukul 5.20. Karena itu pula, ada saat di mana Jepang mempunyai siang yang panjang, dan ada juga saat di mana siangnya pendek. Keadaan ini juga mempengaruhi jadwal dan lamanya puasa, baik itu puasa ramadhan ( yang beberapa tahun kedepan akan jatuh pada saat Jepang mempunyai siang yang panjang ) maupun puasa sunat bagi teman-teman yang sering mengamalkannya. Di asrama untuk keperluan penanda sholat lima waktu serta waktu sahur dan buka puasa, saya menggunakan software shollu yang akan secara otomatis mengumandangkan adzan jika waktu sholat tiba.

Selanjutnya, pada umumnya orang-orang Jepang sebenarnya sangat menghargai keberadaan kita sebagai pemeluk agama islam. Peraturan bahwa daging babi dan sake dan sejenisnya adalah haram bagi orang islam diketahui oleh kebanyakan orang jepang dan setiap mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengundang kaum muslim, makanan-makanan dan minuman-minuman biasanya akan dipisah antara yang haram dan yang tidak haram. Akan tetapi, mereka akan menghargai keberadaan kita sebagai muslim ketika kita konsisten dengan apa yang kita katakan sebelumnya. Ketika mengatakan bahwa sake dan daging babi tidak boleh dimakan, maka tetaplah konsisten dengan keharaman makanan tersebut. Mereka akan sangat tidak senang ketika pada pertemuan pertama kita mengatakan bahwa minuman beralkohol ini haram, dan pada pertemuan selanjutnya, kita meminum minuman itu.

Begitu pula ketika teman-teman ingin membeli ataupun memakan makanan-makanan dan minuman-minuman yang dijual di toko-toko di jepang. Untuk daging, karena di Jepang dagingnya disembelih dengan tidak menggunakan cara yang diajarkan oleh islam, maka semua daging (kecuali daging ikan tentunya, )menjadi haram.\




Pernikahan di Jepang


Walaupun ada banyak cara untuk merayakan sebuah pernikahan di Jepang, namun kebanyakan pasangan mengikuti ritual tradisi Shinto. Shinto (cara-cara Dewa) adalah kepercayaan tradisional masyarakat Jepang dan merupakan agama yang paling populer di Jepang di samping agama Budha.
Saat ini, adat pernikahan bergaya Barat, seperti ritual pemotongan kue, pertukaran cincin, dan bulan madu, sering kali dipadukan dengan adat tradisional Jepang.
Upacara pernikahan Shinto sifatnya sangat pribadi, hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat. Seringkali diadakan di sebuah tempat suci atau altar suci yang dipimpin oleh pendeta Shinto. Banyak hotel dan restauran yang dilengkapi dengan sebuah ruangan khusus bagi upacara pernikahan.
Selama hari-hari keberuntungan tertentu dalam kalender Jepang, sangat lumrah untuk melihat lusinan pasangan mengikat janji dalam pernikahan Jepang di tempat suci Shinto.

Di awal upacara pernikahan, pasangan dimurnikan oleh pendeta Shinto. Kemudian pasangan berpartisipasi dalam sebuah ritual yang dinamakan san-sankudo. Selama ritual ini, mempelai perempuan dan pria bergiliran menghirup sake, sejenis anggur yang terbuat dari beras yang difermentasikan, masing-masing menghirup sembilan kali dari tiga cangkir yang disediakan.
Saat mempelai perempuan dan pria mengucap janji, keluarga mereka saling berhadapan (umumnya kedua mempelai yang saling berhadapan). Setelah itu, anggota keluarga dan kerabat dekat dari kedua mempelai saling bergantian minum sake, menandakan persatuan atau ikatan melalui pernikahan.
Upacara ditutup dengan mengeluarkan sesaji berupa ranting Sakaki (sejenis pohon keramat) yang ditujukan kepada Dewa Shinto. Tujuan kebanyakan ritual Shinto adalah untuk mengusir roh-roh jahat dengan cara pembersihan, doa dan persembahan kepada Dewa.
Prosesi singkat ini sederhana dalam pelaksanaannya namun sungguh-sungguh khidmat. Maknanya untuk memperkuat janji pernikahan dan mengikat pernikahan fisik kedua mempelai secara rohani.
Apabila sepasang mempelai Jepang ingin melaksanakan pernikahan tradisional Jepang yang murni, maka kulit sang mempelai perempuan akan dicat putih dari kepala hingga ujung kaki yang melambangkan kesucian dan dengan nyata menyatakan status kesuciannya kepada para dewa.
Mempelai perempuan umumnya akan diminta memilih antara dua topi pernikahan tradisional. Satu adalah penutup kepala pernikahan berwarna putih yang disebut tsuni kakushi (secara harafiah bermakna "menyembunyikan tanduk"). Tutup kepala ini dipenuhi dengan ornamen rambut kanzashi di bagian atasnya di mana mempelai perempuan mengenakannya sebagai tudung untuk menyembunyikan "tanduk kecemburuan", keakuan dan egoisme dari ibu mertua - yang sekarang akan menjadi kepala keluarga.
Masyarakat Jepang percaya bahwa cacat karakter seperti ini perlu ditunjukkan dalam sebuah pernikahan di depan mempelai pria dan keluarganya.
Penutup kepala yang ditempelkan pada kimono putih mempelai perempuan, juga melambangkan ketetapan hatinya untuk menjadi istri yang patuh dan lembut dan kesediannya untuk melaksanakan perannya dengan kesabaran dan ketenangan. Sebagai tambahan, merupakan kepercayaan tradisional bahwa rambut dibiarkan tidak dibersihkan, sehingga umum bagi orang yang mengenakan hiasan kepala untuk menyembunyikan rambutnya.
Hiasan kepala tradisional lain yang dapat dipilih mempelai perempuan adalah wata boushi. Menurut adat, wajah mempelai perempuan benar-benar tersembunyi dari siapapun kecuali mempelai pria. Hal ini menunjukkan kesopanan, yang sekaligus mencerminkan kualitas kebijakan yang paling dihargai dalam pribadi perempuan.
Mempelai pria mengenakan kimono berwarna hitam pada upacara pernikahan.
Ibu sang mempelai perempuan menyerahkan anak perempuannya dengan menurunkan tudung sang anak, namun, ayah dari mempelai perempuan mengikuti tradisi berjalan mengiringi anak perempuannya menuju altar seperti yang dilakukan para ayah orang Barat.
Seperti umumnya di Indonesia, para tamu yang diundang pada pesta pernikahan di Jepang, perlu membawa uang sumbangan dalam dompet mereka. Hal ini karena mereka diharapkan memberikan pasangan goshugi atau uang pemberian yang dimasukkan dalam amplop, yang dapat diberikan baik sebelum atau sesudah upacara pernikahan.
Di akhir resepsi pernikahan, tandamata atau hikidemono seperti permen, peralatan makan, atau pernak-pernik pernikahan, diletakkan dalam sebuah tas dan diberikan kepada para tamu untuk dibawa pulang.



Jika kita menerima surat undangan pernikahan dari seorang teman warga negara jepang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Menjawab Undangan Pernikahan
Setelah undangan diterima, diharuskan kita segera membalas isi undangan tsb, dengan mengirimkan kartu pos apakah dapat hadir atau tidak.

1A. Jika Tidak Dapat Hadir

a. Dalam kartu pos kita tulis ucapan selamat & alasan tidak bisa hadir, misalnya;
"Kekkon omedetou gozaimasu. Zannen nagara, toujitsu wa kaigaishucchou no tame,
shussekisuru koto ga dekimasen. Douzo oshiawase".
(Selamat atas pernikahan anda. Sayang sekali, pada hari tersebut saya tidak bisa
hadir karena ada tugas ke luar negri. Semoga berbahagia).

b. Mengirinkan hadiah tanda ikut bergembira. Tetapi perlu diingat, ada beberapa barang yang tidak bisa diberikan karena dipercaya orang jepang dapat merusak kehidupan rumah tangganya kelak, yaitu;

- Pisau, gunting, dll, barang yang dapat memutuskan sesuatu, karena khawatir akan
memutuskan ikatan pernikahan kelak.
- Barang pecah belah sepeti gelas kaca, keramik, dll karena khawatir akan memecah
belah kerukunan berumah tangga.

1B. Jika Dapat Hadir

a. Dalam kartu pos kita ucapan selamat & terima kasih atas undangan tersebut,
misalnya;
"Kekkon omedetou gozaimasu. Yorokonde shussekisaseteitadakimasu".
(Selamat atas pernikahan anda. Dengan senang hati saya akan menghadirinya).

2. Pakaian Yang Digunakan
Pakaian yang digunakan, untuk pria black suit, untuk wanita gaun, kimono,
atau pakaian daerah lainnya.

3. Mempersiapkan Hadiah Pernikahan Berupa Uang
- Mempersiapkan uang yang disebut "Goshuugi" (congratulatory monetary gift) yg
dimasukan ke dalam amplop khusus yang disebut "Shuugibukuro" (congratulatory
envelope). Kira-kira uang yang diberikannya adalah 20 ribu-30 ribu yen jika teman
kantor.

- Goshuugi tersebut diberikan kepada resepsionis pernikahan sambil mengucapkan
salam persahabatan, misalnya;
*Honjitsu omedetou gozaimasu... Kokorobakari no oiwaidesu".
(Selamat... ini sedikit hadiah untuk mempelai).

4. Sambutan (Speech) & Pembawa Acara (MC)
Jika kita diminta untuk memberikan sambutan atau sebagai pembawa acara,
ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan, yaitu:

Wakareru (berpisah), owaru (berakhir), hanareru (berjauhan), kiru (memotong) karena
khawatir hal tsb akan terjadi dalam rumah tangga kelak.
Contoh;
- Ucapan penutup acara pernikahan
(X) Hiroen o owari ni shimasu (Kita akhiri upacara ini) -- diganti menjadi -->
(O) Hiroen o ohiraki ni shimasu (Kita tutup upacara ini).

- Ucapan ketika mempersilakan memotong kue
(X) Wedingu keeki o kiru ( silakan memotong kue) -- diganti menjadi -->
(O) Wedingu keeki ni naifu o ireru (silakan memasukan pisau ke wedding cake).

5. Pesta Lanjutan (Nijikai)
Setelah upacara pernikahan tersebut selesai, beberapa kerabat atau sahabat dekat
akan diundang ke pesta lanjutan yang disebut "Nijikai" (post reception party).

6. Ucapan Perpisahan
Setelah upacara/ pesta pernikahan selesai, kita berpamitan pada mempelai
dengan mengucapkan salam perpisahan, misalnya:
"Oshiawaseni... Totemo tanoshii paatii deshita".
(Semoga berbahagia... pestanya sangat menyenangkan).
==============================================

* Beberapa Ucapan Selamat Kepada Mempelai *
- Kekkon omedetou gozaimasu. Suenagaku oshiawaseni
(Selamat atas penikahan anda. Semoga awet dan berbahagia)
- Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari no mirai ga subarashiimono de arimasuyouni
(Selamat atas pernikahan anda. Semoga penuh dengan harapan indah bagi berdua)
- Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari de, nakayoku, atatakai katei o kizuiteitte
kudasai.
(Selamat atas pernikahan anda. Semoga berdua rukun selalu dan membentuk keluarga
yang menyenangkan)

Monday, February 1, 2010

Tips Agar Lulus Seleksi Beasiswa Study di Jepang


Bisa sekolah atau kuliah di Jepang tentunya menjadi impian banyak orang. Apalagi kalau kuliahnya nggak bayar alias gratis. Termasuk saya, dapat merasakan perkuliahan di Jepang adalah salah satu impian saya sejak dulu. Tapi ya namanya juga sekolah gratisan, pastinya cukup sulit juga untuk mendapatkannya.

Entah mungkin karena memang banyak peminatnya, atau karena memang syaratnya terlalu sulit dipenuhi, yang jelas... yang saya rasakan untuk mendapatkan beasiswa itu memang tidak mudah. Butuh perjuangan yang super. Perjuangan untuk mendapatkan beasiswa itu sudah saya mulai sejak baru lulus SMA. Semenjak itu, saya sudah pernah mencoba ikut tes EJU (Examination of Japanese University). Tes EJU adalah tes seleksi masuk universitas Jepang yang dikhususkan untuk calon mahasiswa asing (yang bukan berasal dari Jepang). Ujian EJU biasanya diadakan setahun sekali tiap bulan Juni/Juli. Ketika mengikuti seleksi EJU, dua kali berturut-turut saya gagal. Tetapi pada akhirnya saya malah mendapat beasiswa justru dari Monbukagakusho. Ini sih namanya minta Toyota tapi malah dikasih BMW, hehehe... Ohya, sedangkan untuk penjelasan selengkapnya mengenai tes EJU silahkan klik di situ

Umumnya kesempatan untuk mendapatkan beasiswa sangat besar bagi orang yang memiliki nilai akademis tinggi. Tetapi berdasarkan cerita beberapa teman, juga pengalaman yang saya alami, ternyata hal ini juga tidak selalu menjamin. Bisa dikatakan gampang-gampang susah untuk mendapatkannya.

Berikut ini saya akan coba memberikan tips untuk mendapatkan beasiswa terlepas dari masalah nilai akademis. Sengaja saya tidak memberikan tips khusus dalam mendapatkan nilai akademis yang tinggi. Karena saya rasa hal itu memang suatu kekhususan yang belum tentu setiap orang dapat menerapkan tips yang sama. Bukankah cara belajar tiap orang itu berbeda-beda? Ada yang tipe pendengar, dia bisa mengerti dengan mudah cukup hanya dengan mendengar. Ada tipe visual, dimana dia akan mudah mengerti jika belajar dengan melihat suatu gambaran visual. Ada juga yang harus benar-benar mempraktekkan apa yang dipelajari untuk dapat mengerti. Nah... kalau soal tipe belajar, tentu kamu sendiri yang tahu apa tipe belajar yang cocok untuk kamu. Tinggal kembangkan saja sesuai dengan minat dan bakat kamu. Jika disertai usaha dan doa yang kuat, Insya Allah akan berhasil.

Sebenarnya tiap lembaga pendonor dana beasiswa menerapkan cara-cara dan tahapan seleksi yang berbeda-beda. Namun walaupun demikian, umumnya tahapan yang diterapkan memiliki cukup banyak kesamaan. Oleh karena itu, saya akan coba memberikan tips tentang beberapa tahapan seleksi yang pada umumnya sama diterapkan di banyak lembaga pendonor dana beasiswa. Tahapan seleksi yang pada umumnya sama dilakukan oleh berbagai lembaga donor adalah tes tulis, tes wawancara, dan penulisan essay rencana riset (biasanya khusus untuk program S2 dan S3).

1. Tes Tulis

Jenis ujian tes tulis umumnya diterapkan hampir di semua proses seleksi beasiswa. Jenis soal yang diberikan tentunya disesuaikan dengan tingkatan beasiswa yang akan diberikan, juga jurusan yang akan kita ambil di Jepang. Jenis mata pelajaran yang diujikan juga tergantung dari program yang kita ambil. Tetapi umumnya jenis mata pelajaran yang diujikan akan dibagi berdasarkan dua kelompok, yaitu kelompok IPA dan kelompok IPS. Bagi kelompok IPA, biasanya yang akan diujikan adalah matematika, fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan untuk program IPS, biasanya yang diujikan adalah sejarah Jepang dan dunia, mata pelajaran IPS, dan matematika. Kamu bisa mempelajari berbagai tipe soal yang diujikan dalam tes tulis ini dari soal-soal yang sudah diujikan di tahun sebelumnya. Untuk mendapatkan soal-soal ujian yang sudah pernah diujikan, kamu bisa mengakses situs Study Japan atau Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Di sana kamu bisa mendownload berbagai tipe soal yang umumnya diujikan untuk seleksi beasiswa Jepang. Kamu bisa belajar dan latihan mengerjakan soal dari sana. Walaupun tiap tahun tentu soalnya akan berbeda, tetapi umumnya tipe soalnya tidak akan jauh berbeda dari tahun ke tahun. Sama halnya ketika kamu belajar untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru untuk masukperguruan tinggi negeri di Indonesia. Cobalah pelajari setiap soal dengan baik. Kemudian coba kerjakan setiap soal. Jika kesulitan, jangan sungkan untuk menanyakannya ke guru atau orang lain yang bisa dimintai bantuan.

2. Tes Wawancara

Umumnya yang dilihat dari wawancara bukan hanya kemampuan akademis saja, tetapi juga dilihat kegigihan, kemauan, serta niat baik dari calon penerima beasiswa. Oleh karena itu, tunjukkan niat kamu bahwa di samping ilmu yang kamu dapatkan, kamu juga ingin menjadi penghubung dalam peningkatan kerjasama antara Indonesia dan negara Jepang. Biasanya pewawancara menghendaki ada kontribusi kamu dalam membina hubungan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung di bidang pertukaran budaya. Tunjukkanlah sikap yang santun ketika sedang diwawancara. Jangan berikan jawaban yang berbelit-belit dan cukup jawab apa yang ditanyakan saja, tidak perlu melebar ke mana-mana, kecuali jika memang diminta untuk menjelaskan. Bersikaplah se-rileks mungkin dan jangan menunjukkan sikap tegang atau gugup. Tapi biasanya si pewawancara akan mencairkan suasana dengan sedikit bergurau ketika suasana terkesan tegang. Jadi tidak perlu takut! Selain itu, jangan terlalu khawatir dengan masalah bahasa. Sebab biasanya bahasa yang digunakan dalam wawancara belum tentu menggunakan bahasa Jepang. Bahkan ketika saya melaksanakan seleksi wawancara, saya diwawancarai menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa lembaga pendonor juga terkadang ada yang menyaratkan wawancara dalam bahasa Inggris. Tetapi bahasa Jepang belum banyak digunakan, bahkan hampir tidak sama sekali. Terkecuali kalau kamu memang berasal dari jurusan Bahasa Jepang, dan bermaksud untuk melamar beasiswa program studi Bahasa Jepang.

3. Menyusun Rencana Studi

Dalam menyusun rencana studi, sebaiknya kamu memberikan alasan yang kuat mengapa kamu memilih bidang studi tersebut. Untuk memperkuat, dapat didukung dengan menjelaskan latar belakang pendidikan kamu. Sekaligus pentingnya studi tersebut bagi kemajuan di Indonesia dan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam perkembangan ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dalam memilih program studi, usahakan itu benar-benar merupakan minat kamu sendiri, bukan karena pengaruh orang lain. Sebab nantinya itu akan sangat berpengaruh pada saat kamu mencoba menjelaskan tentang rencana studi tersebut. Para penyeleksi beasiswa biasanya cukup ahli dalam menafsirkan bahasa pelamar beasiswa dalam essay yang mereka tuliskan. Dari sana mereka akan tahu, apakah kita benar-benar minat dengan bidang yang kita pilih atau hanya sekedar ingin tahu saja. Lebih jauh lagi, kalau memang kamu lulus dan mendapatkan beasiswa tersebut, kamu akan disalurkan ke jurusan/program studi yang sesuai dengan pilihan kamu. Jadi kalau dari awal saja tidak mantap dengan pilihan kita, dikhawatirkan nantinya akan berpengaruh pada saat menjalani kegiatan perkuliahan yang sebenarnya.

Kalau memang kamu sulit untuk mendapatkan beasiswa Jepang yang disediakan dari Indonesia, jangan kuatir! Sebab beasiswa yang disediakan bagi mahasiswa asing yang ada di Jepang ternyata lebih banyak jumlahnya. Selain itu peluangnya pun bisa lebih besar jika dibandingkan dengan mendapatkan beasiswa di Indonesia. Hanya saja, tentu harus disertai dengan persiapan dan pertimbangan yang matang. Cukup banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika kita memilih alternatif mencari beasiswa langsung di Jepang. Mulai dari risiko tidak lulus, biaya hidup yang harus ditanggung sendiri selama mencari beasiswa, dan risiko-risiko lainnya yang juga harus dipertimbangkan. Tapi walaupun demikian, jangan mudah menyerah ya! Insya Allah yang namanya hasil itu akan selalu berbanding lurus dengan usaha yang dilakukan. Jika usahanya maksimal, pasti hasilnya juga maksimal. Selamat Berjuang!

Hiromi Kano, Sinden asal Jepang


Liputan6.com, Banyumas: Bila mendengar nama sinden atau waranggana wayang kulit, tentu sebagian orang akan membayangkan sosok wanita Jawa yang fasih menembang dalam bahasa Jawa. Namun warga Jepang bernama Hiromi Kano mahir nyinden. Selama 13 tahun, ia malang melintang dari panggung ke panggung pertunjukan wayang.

Saat ditemui SCTV, Kamis (28/1), Hiromi Kano sedang mempersiapkan diri untuk manggung. Merias wajah serta menyanggul rambut rambut sendiri, sudah menjadi rutinitasnya setiap kali ia akan manggung. Sepintas orang tidak menyangka ia asli orang Jepang. Pasalnya Hiromi Kano pun lancar berbahasa Jawa.

Usai merias diri, Hiromi pun naik ke atas panggung bergabung dengan sinden lainnya. Saat Hiromi Kano menyinden, hampir tidak bisa dibedakan dengan sinden asli Jawa. Hiromi sangat serius dalam meniti karir sebagai pesinden. Sejumlah dalang ternama di telah dia ikuti saat menggelar pertujukan wayang.

Hiromi mengaku tertarik dengan dunia sinden dan wayang kulit karena tidak jauh berbeda dengan kesenian di negaranya. Selain itu menghibur banyak orang menjadi cita-citanya. Awal mula ketertarikan Hiromi pada seni pewayangan dimulai saat kuliah di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Solo pada 1996.(JUM)

Entri Populer