Wednesday, May 27, 2015

Peraturan nonton konser di Jepang

One OK ROCK
in Japan No Smartphone, Tab or Camera
Outside Japan What the Hell Smartphone everywhere

Summer is come, yah karena lagi musim panas banyak sekali festival musik atau konser di Jepang. Mulai dari Summer Sonic, Fuji Rock, belum lagi solo konser band atau penyanyi.
Kali ini saya akan membahas tentang nonton konser di Jepang.

Barang yang wajib dibawa 
  1. Baju ganti, ketika konser telah selesai ada waktunya baju kita basah karena keringat. Apalagi kalau konser musiknya bergenre rock dan all standing.
  2. Handuk, untuk mengusap keringat. Tidak perlu kuatir biasanya ada yang jual handuk khusus merchandise band di tempat konser.
  3. Uang receh, untuk beli minum.

Saran
  1. Pakai sepatu jangan sandal, supaya kalau lompat lompat kaki tidak terinjak orang sebelah.
  2. Jangan memakai aksesoris yang berlebihan.
  3. Jangan membawa tas besar yang tidak perlu karena dapat mengganggu orang lain. Lebih baik dititipkan atau masukkan di koin loker.




Manner 
  1. Smartphone wajib di silence mode.
  2. Dilarang bawa kamera dan mengambil gambar atau video di dalam ruangan saat konser berlangsung. Untuk band dari luar Jepang biasanya hanya diperbolehkan untuk mengambil gambar dari Smartphone. Hati-hati kalau melanggar yang satu ini, anda bisa diusir keluar dari tempat konser.
  3. Untuk wanita yang berambut panjang, lebih baik rambutnya di kuncir supaya tidak mengganggu orang di sebelah karena terpaan rambut anda.
  4. Jangan melakukan chikan saat konser berlangsung.
  5. Jangan memakai topi besar atau sesuatu di kepala yang dapat menghalangi pandangan orang di belakang.
Ada alasan tertentu mengapa bila artis Jepang konser terutama di Jepang tidak diperbolehkan mengambil foto atau video saat konser berlangsung, yaitu agar setiap orang yang datang ke konser dapat menikmati dan bersenang-senang secara totalitas sampai puas.


Saturday, May 23, 2015

Kuliner porsi jumbo




Idol Jepang yang jago makan Moeno Azuki, Angelina Sato dan Kinoshita Yuuka kali ini mengajak jalan-jalan ke restoran di Nagoya dan Gifu yang menyediakan porsi SUPER JUMBO.

Restoran pertama, restoran Udon Yoshinoya di Nagoya Shin Sakae dengan menu Kyodai Misonikomi Udon berat 4 kg, harga 3080 yen. Moe dan Kino santap abis.

Restoran kedua, tetap di Nagoya, Restoran Kaizendon Wakasaya dengan menu Tokudai Kaizendon berat 6kg harga 14500 yen. Angelina santap abis, Kino ketiduran.

Restoran ketiga, di Gifu Nagaragawa, Restoran Otoko wa damatte mae o ike dengan menu Monster Ramen Otoko ki berat 20 kg, harga 15000 yen. Kino berkata seumur hidup ini piring yang paling besar. Satu porsi dimakan bertiga, KO ga abis, dari 20 kg sisa 4,93 kg.

Hadeh, mereka bertiga tidak ngajak saya sih. Coba ngajak dijamin bukan makanannya yang saya santap.. wkwk..

Apa ada sahabat KdJ wilayah Nagoya Gifu atau yang lagi travelling udah nyobain makan porsi jumbo di restoran di atas?


Kesan dan pesan?

Monday, May 18, 2015

Sampah botol plastik di Jepang

Tempat sampah di Service Area (SA)
Aichi Prefektur
Membuang sampah di Jepang khusus untuk membuang botol plastik, tutup botol dan botol harus dibuka dan dibuang secara terpisah dan tentunya harus dibuang di tempat sampah bertuliskan petto botoru.

Mengapa?

Hal ini  karena bahan botol plastik dan tutup botol berbeda. Berbeda bahannya berbeda pula cara recycle atau daur ulangnya.

Pada umumnya botol plastik terbuat dari Polyethylene Terephthalate (PET, PETE atau polyester).

Sedangkan untuk tutup botol plastik terbuat dari Polypropylene atau Polyethylene.



Simbol Polythylene Terephthalate 
yang biasanya tercantum di botol plastik

Selain itu di Jepang ada program ECOCAP MOVEMENT yang dimana program itu bertujuan untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung (kesehatan).


Untuk 800 buah tutup botol dihargai seharga ¥20 (Rp.2100an).

Uang itulah yang nantinya disumbangkan ke sebuah yayasan yang mengelola uang tersebut untuk pengobatan/pemberian vaksin kepada anak-anak yang kurang beruntung.





Marilah buang sampah pada tempatnya.


Baca juga artikel Peraturan buang sampah di Jepang


Sunday, May 17, 2015

Budaya membersihkan kelas

Anak kelas 1 SD membersihkan kelas
Sekolah di Jepang tidak memperkerjakan petugas kebersihan.

Yang membersihkan kelas, toilet dan ruangan sekolah yang lain adalah para murid sendiri setiap hari setelah istirahat makan siang atau setelah jam pulang sekolah berbunyi.

Pendidikan moral yang ditanamkan untuk murid menghargai, bertanggung jawab dan melayani kepentingan bersama.

Hal ini mengajarkan supaya murid tidak merendahkan pekerjaan bersih2, karena bersih2 itu adalah sebuah kewajiban.

Membersihkan kelas juga waktu untuk mengobrol bersama teman, bermain dan bersosialisasi sehingga otak tidak terlalu jenuh dan di forsir untuk pelajaran formal.




Budaya ini juga berlaku di luar sekolah.
Seperti di food court atau di fast food restoran, setelah makan kita wajib mengembalikan kotor kita ke counter tempat cuci piring,
membuang sampah makanan kita dan membersihkan sendiri meja tempat kita makan.

Bahkan di tempat kerja juga sama. Karyawan di sebuah perusahaan punya jadwal wajib untuk membersihkan kantor dan toilet.

Bersih-bersih bukan pekerjaan yang kotor, tapi sebuah budaya, tradisi dan gaya hidup yang melekat di Jepang.


Saturday, May 16, 2015

Solo Backpacker Ala Mahasiswa

Kisah ini adalah kisah seorang sahabat KdJ bernama Laensugi Rante Tandung yang backpacker seorang diri ke Jepang. 

SOLO BACKPACKER ALA MAHASISWA, banyak jalan menuju Jepang

Osaka Castle
Setelah berpikir panjang, akhirnya saya berpikir ada baiknya pengalaman saya tentang travelling ke Jepang saya bagi ke teman-teman dan mungkin saja ada yang senasib dengan saya dan bisa belajar dari pengalaman saya.

Sebagai seorang mahasiswa dan Japanese holic saya berharap ke negeri ini selama bertahun-tahun. Saya selalu berharap ke Jepang dengan beasiswa dan dalam prosesnya saya telah mencoba 9 beasiswa untuk ke negara matahari terbit ini sayangnya semuanya berakhir dengan kegagalan.
Akhirnya setelah itu saya mulai bertolak arah dan berpikir ‘’pasti ada cara lain ke negara impian saya ini’’ dan mulai dari situ saya mulai menabung kesana.

Setelah hunting tiket pesawat murah akhirnya saya mendapatkan tiket airasia dengan airasia big point seharga 2,6 juta dari Makasar-KL-Tokyo PP.

Untuk visa karena masa berkunjung saya hanya sebatas kunjungan sementara dan single entry, maka saya memanfaatkan status mahasiswa saya untuk membuat visa GRATIS ke Jepang.
Perlu teman-teman ketahui bahwa Jepang memberikan free-visa fees kepada pelajar ASEAN yang melakukan kunjungan bersifat sementara atau kurang dari 15 hari, saya pribadi mengurusnya sendiri dan melampirkan kartu mahasiswa dan surat keterangan kuliah.

Pergumulan ke dua yaitu berhubungan dengan transportasi dan akomodasi di Jepang, untuk menjelajah Jepang di beberapa kota di honsu island saya menggunakan JR pass.
Awalnya berat banget rasanya beli JR Pass mengingat 3,1 juta bukan harga yang murah, lebih mahal malahan dari tiket saya. Tapi setelah menggunakan JR pass rasanya tidak menyesal sama sekali mengingat daerah yang saya kunjungi jaraknya cukup jauh dari satu dengan yang lain

Selama di Jepang bisa dibilang untuk akomodasi seperti tempat tinggal saya cukup beruntung. Di area Tokyo, Osaka dan Kyoto saya dihosting oleh member couchsurfing, di Yamaguchi saya di host sama member BD yang menikah dengan orang Jepang dan daerah lainnya saya tinggal di apartement mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Jepang.

Selama di Jepang saya mengunjungi beberapa wilayah di antaranya Tokyo, Aomori (Hirosaki), Toyama, Tateyama (Alphine Route), Osaka, Kyoto, Yamaguchi dan Nagoya. Perjalanan total saya adalah 9 hari, saya dengan sangat mantap melakukan solo travelling saya dengan modal tas backpack kabin dan modal nekat.

Di hari pertama saya tidur di bandara haneda di temani teman duduk saya orang Jepang teman duduk saya saat di pesawat kami tidur di observatory room lantai 4 haneda.
Di bandara saya membeli onigiri seharga 100 Yen atau seharga 10.800 rupiah untuk pilihan lain terdapat sandwich isi daging seharga 25.000 ataupun bento seharga 35.000 dan aqua seharga 10.800 dan ini bisa didapatkan di Convenient Store seperti 7eleven, family mart, sakus,etc.

Saya mulai mendapatkan fakta bahwa Jepang tidaklah begitu mahal seperti yang orang bilang, lebih mahal biaya hidup di Singapura buat saya secara pribadi.
Untuk internetan bisa mendownload japan free-wifi dan premium codenya bisa diambil di information office haneda sebelah kanan dari arah luar Immigration Exit gates, tapi internetnya kurang bisa diandalkan.

Paginya saya mengaktifkan JR Pass yang saya miliki.
Meskipun sudah punya JR pass saya tetap membeli pasmo/suica seharga 2000 yen untuk menaiki kereta dengan jalur non-JR dr dan ke bandara dan ke tempat-tempat lain.

Sama seperti traveler lain, bisa saya bilang bermodal bahasa inggris di Jepang adalah gampang-gampang susah.
Kadang kita berbicara dalam bahasa Inggris tapi jawabnya dalam bahasa Jepang.
Tapi jangan kawatir, orang Jepang membantu orang lain sebisa mungkin.

Dan meskipun di Tokyo transportasinya terlihat sangat rumit, petugas di stasiun akan membantu menunjukkan arah sebisa mungkin, dijamin tidak akan tersesat.

Perjalanan saya agak gila, tapi mungkin bisa jadi referensi

Setelah menitipkan barang di rumah host saya, di hari ke dua saya berjalan-jalan di area Shibuya melihat patung hachiko dan gaya anak gaul jepang yang lagi nongkrong dekat patung ini sedari menyiapkan diri untuk perjalanan ke Aomori menggunakan shinkansen hayabusha yang harus dipesan sebelumnya.

Perjalanan ke Aomori sekitar 3 jam, 10 menit dan untuk ke Hirosaki untuk melihat bunga sakura yang indah itu diperlukan 1 jam tambahan.
Dan semuanya di cover oleh JR pass.

*pelajaran hari ke dua, makanan di stasiun dan di dalam shinkansen cukup mahal, orang jepang kebanyakan makan bekal di dalam shinkansen jadi siapkan makanan sebelum memasuki stasiun, dan jangan pindah tempat duduk meskipun tempat duduk kamu kosong atau nanti ditegor sama petugas. Malamnya sekitar jam 7, saya balik ke Tokyo dengan perasaan super puas.

Festival Sakura di Hirosaki park Aomori
Dari Shin Aomori dapat ditempuh sekitar sejam lebih dengan kereta JR

Hari ke-tiga saya mengunjungi Toyama untuk ke Kurobe, dari Tokyo saya sarankan pagi-pagi sekali kesana, shinkansen pertama sudah ada pada waktu 06.30 pagi.

Dari Tokyo station ke Toyama dengan hokuri shinkansen ditempuh dengan waktu 2 jam 40 menit dan ambil tiket kereta dentetsu line no.1 dengan harga 2400 pp ke Tateyama, dari Tateyama bisa naik kereta gantung dan dilanjutkan dengan bus sekitar 4000an yen PP ke Murodo, which is really worth it. Meskipun perjalanan ini seharga smart phone murah saya rela.
Akhirnya bisa liat salju pertama seumur hidup saya.
Sorenya saya pulang, sekitar jam 5 tepat semenit sebelum statiun tutup, dan akhirnya kembali ke Tokyo. Di Tokyo saya sempatkan buat jalan-jalan sebelum pulang ke rumah host saya.

Salju pertama di Tateyama Kurobe

Di hari ke-4 saya ke Osaka bersama dengan host saya yang juga orang Osaka, sayangnya saya tidak tidak sama dia karena janji untuk tinggal dengan orang lain sebelumnya.
Di Osaka saya tinggal di apartement pelajar asal Indonesia tapi sebelumnya saya berkunjung ke Osaka castle dan Korean town dan menitipkan tas saya di Osaka station seharga 500 Yen untuk sehari penuh. Malam hari saya sempatkan berkeliling kota.

Di hari ke-5 saya sempatkan ke gereja internasional di Osaka di mana di gereja ini sistemnya bilingual, Jepang dan Inggris.
Setelah ke gereja saya sempatkan berjalanj-jalan ke Namba (pusat perbelanjaan di Osaka) dan membeli yukata murah.
Sorenya saya ke Yamaguchi dan disambut hangat oleh salah satu member BD di sini, dengan gaya hidup dan tempat tinggal super tradisional Jepang

Di hari-6 saya diajak berkeliling dengan mobil ke 3 tempat wisata yaitu Iwakuni, Akioshido dan Yamaguchi flower park.
Beberapa tempat saya awalnya tidak ketahui keberadaanya, di Iwakuni kami melihat ular putih*jadi inget Orochimaru di manga Naruto, jembatan bergelombang, taman dan castle.
Di Aikoshido terdapat gua yang sangat besar yang jika dijelajahi panjangnya sekitar 1 kilometer lebih dengan pemandangan yang sangat mengagumkan, dipenuhi dengan stalakit dan stalagmit

Pemandangan di dalam gua Akioshido

Jembatan unik di Iwakuni

Yamaguchi Flower Park harga tiket 300 yen

Yamaguchi flower park

Hari ke-7, dengan menggunakan mobil tumpangan.
Saya menuju Kyoto station dari Yamaguchi. saran saya selama di Kyoto station pergi ke tourist information untuk informasi dan beli bus pass seharga 500 Yen, dimana saya menyempatkan diri berkunjung ke Arashiyama, Inari, Kyoto tower, Tofukuji temple sayangnya tidak sempat berkunjung ke Kinkakuji ;_;,  disini saya tinggal dengan member CS yang super baik.

Fushimi Inari
hanya 5 menit dari Kyoto station, turun di Inari station
biaya masuk gratis
 
Arashiyama
banyak tempat yang bisa dikunjungi disini
mulai dari sungai, stand penjualan makanan, bambu dan kuil
Peta bisa diambil di Information Centre

Kyoto Tower
Bisa langsung dicapai dari Kyoto station tinggal nyebrang jalan


Di hari ke-8 saya sempatkan berkunjung ke Nagoya, tidak seperti tempat lainnya Nagoya ‘’less thing to see’’ dengan membeli one day pass seharga 600 yen saya ditemani satu teman dari Indonesia dan satu orang Jepang berkeliing Nagoya.
Di Nagoya saya sempatkan berjalan ke Nagoya castle di mana terdapat history dan benda-benda peninggalan Nobunaga di dalam castle, Noritake garden dan festival bunga dengan melihat mawar yang indah di Tsurumai park, malamnya saya balik ke Tokyo

Nagoya Castle
bentuknya hampir sama dengan Osaka Castle
tapi agak lebih kecil, bisa lihat museum peninggaln Nobunaga Oda di dalam

Hari ke-9 JR pass saya masa aktifnya akhirnya habis juga jadi saya gunakan untuk membeli one day pass Metro-JR seharga 1580 Yen, pagi-pagi sekali saya menyimpan tas saya dilocker dan menjelajah Tokyo tapi tak semua tempat bisa saya kunjungi di hari terakhir saya saya sempatkan mengunjungi Asakusa, Ueno park, Harajuku, Shibuya, Akihabara, Shinjuku, dan area gaje lainnya.

Akihabara

Asakusa

Jalan sepanjang Harajuku

Di hari terakhir saya dapat cowok yang bawa-bawa kamera sambil nawarin sesuatu.
Pas datang ke saya dia ngomong bahasa Jepang tapi saya jawab, ’’Gomen Ne, watashi wa nihon go ga dekimasen’’ dan akhirnya dia pergi belakangan baru saya tau kalau itu orang nawarin buat jadi artis video ‘’begituan’’. Jam 8 malam akhirnya saya balik lagi ke haneda.

Biaya hidup saya selama 9 Hari tidak termasuk JR pass adalah sekitar 3 jt. Dengan penginapan gratis-.- hanya saja saya kalap di hari terakhir melihat uang yang tersisa banyak jadi saya borong kosmetik, makanan dsbg.


Saran selama di Jepang:
  • Gunakan uang koinnya sampai habis jangan sampai koinnya bejibun dibawa pulang ke Indonesia. 
  • Selalu liat rambu-rambu lalu lintas 
  • Ngantri 
  • Kalau gak dapat tempat sampah simpen di tas, saku, dsbg nanti dapat baru dibuang 
  • Mau hemat? beli makanan di 7 eleven, sakus, dan family mart 
  • Kalau yang NUMPANG bawain oleh-oleh buat si pemilik rumah saya milih numpang karena alasan utamanya ingin jadi bagian dari kehidupan orang and i don't mind to pay for this, dan bagi yang gak punya kenalan bisa cari hotel dan hostel di booking.com dari harga 250an udah ada perharinya 
  • Kebiasaan orang Indonesia yang saya dapatkan teriak dan tertawa terbahak-bahak di kereta , dll saran saya diminimalkan. 
  • Dari pada capek beli tiket di setiap statiun saya sarankan beli IC card berupa SUICA ataupun PASMO Dompet yang jatuh di jalan dibiarin aja*hehehe 
  • Banyak tempat wisata gratis di jepang jalan-jalan kesana aja, saya pribadi kurang ''ngeh'' ketempat liburan seperti Universal studio , disney land, tapi lebih ke alam/tempat natural, warisan dunia,dsbg 

Pertanyaan gaje.. siapa yang motoin?

Saya selalu cari wisatawan yang lowong buat fotoin saya, semoga mereka gak repot.


Note: BD adalah group FaceBook Backpacker Dunia


Makasar, 14 Mei 2015
Ditulis oleh:
Laensugi Rante Tandung


Friday, May 15, 2015

Kesabaran polisi Jepang

Salut dan hormat buat polisi Jepang.

Polisi Jepang baik dan sabar menghadapi orang mabuk, tidak akan menyentuh atau memukul bila tidak dipukul duluan.

Kalau saya pasti tangan dan kaki saya keluar.

Coba kalau kejadiannya di Indonesia, apa yang akan dilakukan polisi Indonesia ya?

Lihat videonya...




Wednesday, May 13, 2015

Manner pejalan kaki di Jepang

Sumber gambar google
Ketika saya membuka Facebook, terbaca status teman yang dulu pernah study di Jepang dan sekarang tinggal di Indonesia yang kelihatan kesal sekali karena pejalan kaki di Indonesia jalannya lambat sambil lihat BB atau Smartphone mereka.

Seakan-akan pejalan kaki di Indonesia tidak peduli atas pejalan kaki lain yang sedang terburu-buru, terutama di jembatan bus way.

Saya komen, "Ambil jalur kanan saja".

Dan dia menjawab, "Percuma. Orang-orang sini kagak ada yang punya manner kayak disana."

Kembali ke Jepang...

Di Jepang, pejalan kaki juga punya manner atau aturan tidak tertulis, dimana selalu mendahulukan dan memberi jalan bagi orang yang sedang terburu-buru.

Terutama di stasiun, bila naik ekskalator atau tangga berjalan, jalur kiri untuk orang yang tidak buru-buru, sedangkan jalur kanan untuk orang yang terburu-buru (wilayah Kanto, untuk wilayah Kansai sebaliknya).

Jadi jangan salah jalur, karena menyalahi aturan yang tak tertulis. Yang melanggar tentu saja akan menghadapi rasa MALU.

Jadi istilahnya sesama pejalan kaki harus tidak egois, dan menghormati kepentingan orang yang terburu-buru.

Entah mengapa pejalan kaki di Indonesia tidak mempunyai manner seperti itu. Barangkali mereka yang terburu-buru mempunyai kepentingan yang sangat penting yang dapat merubah hidup mereka.

Sebaliknya bila kita sedang terburu-buru pasti kesal jugakan kalau jalan kita dihalangi oleh orang-orang yang tidak tahu MALU.


Wednesday, May 6, 2015

Ekiben khas Mori Town

Ekiben khas Mori Town

Hujan-hujan begini paling enak ngemil yang hangat-hangat ya Sahabat KDJ...

Heeeemmm jadi ingat waktu ke Hokkaido musim panas tahun lalu, waktu hujan-hujan ngemil ekiben khas Mori Town.

 *Ekiben (Eki Bento) adalah nasi bekal/nasi kotak yang dijual (biasanya) untuk para penumpang kereta api.

Habis beli dua kotak ekiben di Mori Eki (stasiun KA di Mori Town) lalu dengan hati senang saya bawa ke luar dan saya makan di mobil bersama suami saya, kesannya biar lebih romantis begitu, ehem eheemm... Ya iyalah, wong lagi hujan masa mau dimakan diluar mobil.???

Pelan-pelan saya buka bungkus obento-nya, obento-nya mini, kira-kira di dalamnya apa ya.??? Dan... Taraaaaa di sana tergeletak dua ekor cumi-cumi gendut dan warnanya coklat.

Aroma cumi-cuminya pun langsung tercium. Saya sempat komplain waktu itu "Loh kok cuma dua saja, mana bisa kenyang??? Mana coklat lagi warnanya, masa mau sarapan cumi-cumi gendut rasa coklat.???"

Lalu suami saya tertawa sambil bilang "Sudah, maem saja, enak kok" Dengan penuh tanda tanya, tanda seru dan tanda baca yang lain, saya mulai mencabut tusuk gigi yang diselipkan di cumi-cumi gendut tadi, dan ooohhh... Ternyata di dalam perut cumi-cuminya ada nasinya!!!

Wah saya langsung sumringah... Lalu saya mulai makan cumi-cumi berisi nasi tadi, nyaaaamm...

Ternyata enak banget dimakan hangat-hangat, rasanya ga manis tapi lezat, cumi-cumi-nya berasa banget.
Dan dua cumi-cumi gendut berisi nasi tadi ternyata bisa membuat saya kenyang. Hehee...

Sahabat KDJ, kira-kira ada yang tahu nama ekiben apa yang saya maksud ini.???

Atau mungkin ada yang sudah pernah makan.???

Karena ekiben khas Mori Town ini ternyata dijual juga di Honshu.


Cara memasaknya kurang lebih seperti ini:

  • Cumi-cumi dibersihkan dalamnya, dan juga tentakel-nya dipotong.
  • Setelah dicuci bersih, perut cumi-cumi yang kosong tadi diisi dengan beras ketan secukupnya (beras ketannya sudah dicuci bersih).
  • Lalu dibagian tubuh cumi-cumi yang dipotong tadi, ditutup dengan menggunakan tusuk gigi, supaya berasnya tidak keluar waktu cumi-cuminya dimasak nanti.
  • Cumi-cumi yang berisi beras ketan tadi direbus/dikukus dengan menggunakan soup dashi.
  • Lama memasaknya kurang-lebih 45 menit, tapi kalau belum begitu matang, bisa ditambah lagi waktunya.


Bagaimana, apakah Sahabat KDJ di Indonesia ada yang tertarik ingin mencoba membuatnya.???

Karena di Indonesia tidak ada dashi, untuk soup dashi-nya bisa diganti dengan soup yang lain kok, di Indonesia ada lebih banyak berbagai macam bumbu dan bahan makanan, jadi bisa sambil berkreasi juga, pasti sensasi rasanya berbeda-beda.

Enak, mudah dan sehat. Selamat mencoba.


8 September 2013
Penulis adalah admin page KdJ
 ~Widi Yokohama-Kanagawa~


Nozawaya (野澤屋)



Saya mau sedikit berbagi dengan sahabat KDJ yang tinggal di Jepang, khususnya yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya.

Jika Sahabat KDJ kangen dengan masakan Indonesia dan ingin memasak sendiri tapi bingung di mana mencari bahan-bahan dan bumbu-bumbunya, saya ada referensi tempat belanja yang asyik di Tokyo.

Nama tokonya Nozawaya (野澤屋) tepatnya ada di Ueno Ameyoko, tokonya sendiri ada di Ameyoko center building basement 1, jadi tokonya ada di basement.

Di toko ini Sahabat KDJ bisa menemukan berbagai macam bahan-bahan dan bumbu-bumbu khusus masakan Indonesia, seperti; pete, tempe, ceker ayam, ikan lele, ikan bandeng, melinjo, daun pisang, bawang merah, cabe rawit, lengkuas, ketumbar, kemiri, daun jeruk purut, terasi, daun serai, mi instan khas Indonesia, saos tomat/cabe khas Indonesia, bumbu-bumbu instan, cobek + uleg batu khas Indonesia dan masih banyak lagi.


Selain Nozawaya yang khusus menjual bahan-bahan dan bumbu-bumbu masakan Indonesia, di basement tersebut juga ada toko-toko lain yang menjual bahan-bahan dan bumbu-bumbu dari negara Asia lainnya, seperti dari Thailand, Vietnam, China, India, Bangladesh, Pakistan, dan Philipine.

Jadi buat Sahabat KDJ kalau kebetulan ke sana, ada baiknya lebih teliti dan jeli lagi ya, karena barang-barang yang dijual hampir-hampir mirip tapi dengan harga bersaing.

Untuk di Nozawaya sendiri barang-barang yang dijual memang khusus diimpor dari Indonesia dan halal *untuk Sahabat KDJ yang Muslim.

Ueno Ameyoko letaknya tidak begitu jauh dari Ueno Koen (Ueno Park) dan juga tidak begitu jauh dari Akihabara. Siapa tahu Sahabat KDJ ada yang mau pergi ke Akihabara atau Ueno Koen, saya sarankan untuk mampir ke Nozawaya.

Di Ueno Ameyoko juga terdapat deretan toko-toko kecil yang kalau saya lihat dari display dagangannya dan barang-barangnya yang cenderung lebih murah bisa dibilang mirip pasar.

Berikut ini beberapa foto bahan-bahan dan bumbu-bumbu masakan Indonesia di Nozawaya waktu saya belanja kemarin.









29 Maret 2014
Penulis adalah admin page KdJ
☆ Widi ~ Yokohama-Kanagawa ☆


Restoran Surabaya

Penulis di depan restoran Surabaya

Bagi Sahabat KDJ yang tinggal di Kanagawa-Ken dan sekitarnya, apabila rindu dengan masakan Indonesia, saya ada referensi restoran yang menjual masakan Indonesia, namanya Restoran Surabaya.

Restoran Surabaya ini ada di area Minato Mirai, tepatnya di gedung World Porters lantai 5.

Saya sendiri sudah beberapa kali ke sini, masakannya enak, mantap, dan Indonesia bangeeeeett.

Beberapa menu yang pernah saya coba di sana antara lain; sate ayam, sate kambing, gule kambing, tumis kangkung terasi, nasi goreng, nasi campur, soto ayam, dan kare seafood.

Pemilik dari Restoran Surabaya ini orang Jepang, namun koki dan waiter-nya semua orang Indonesia.

Waktu saya ke sana, banyak juga orang-orang Jepang yang makan di sana.

Sambil menikmati makan siang atau makan malam di restoran ini, para pengunjung bisa menikmati pemandangan Minato Mirai yang sangat cantik, diiringi oleh musik-musik gamelan khas Jawa & Bali, kadang juga lagu-lagu pop Indonesia dan pop Melayu, dan pernah diputar lagu dangdut slow juga.

Restoran ini buka dari jam 11:00 pagi - jam 11:00 malam.

Pasti ada di antara Sahabat KDJ yang pernah makan di sini, enak ya masakannya.???
Bikin kepengen balik lagi dan lagi.

 Oh ya, ini saya sertakan website-nya ya.


3 Oktober 2013
Penulis adalah admin page KdJ
 ~Widi Yokohama-Kanagawa~


Air Bekas Cuci Beras

Sahabat KDJ, kali ini saya mau berbagi tentang salah satu kegiatan rutin saya sebagai shufu (Ibu Rumah Tangga).

Sederhana sih, tapi mudah-mudahan membawa manfaat untuk sahabat KDJ yang ada di Indonesia tercinta.

Pasti sahabat KDJ sudah tidak asing dengan air bekas cuci beras, Bahasa Jawa-nya kalau tidak salah banyu leri, yang airnya berwarna putih susu itu.

Semenjak saya di Jepang, setiap mencuci beras, air bekas cucian-nya selalu saya simpan di ember kecil, awalnya suami saya yang mengajari hal itu dan akhirnya jadi kebiasaan. Mengapa harus disimpan di ember kecil dan ga dibuang begitu saja di butler sink/kitchen sink.???

Kan enak ya ga perlu repot, tinggal mak byor grujuuuk hilang deh... Ternyata itu salah satu upaya masyarakat Jepang untuk menjaga kebersihan air sungai, danau, dan laut di Jepang, supaya airnya tidak menjadi keruh. Heeeeemm... Pantesan setiap saya lihat sungai, danau, dan pantai di Jepang airnya pada bersih dan jernih.

Nah lalu air bekas cuci beras tadi dipakai buat menyiram tanaman & bunga di pot atau di kebun di rumah masing-masing, jadi tanaman & bunga-pun mendapat nutrisi & vitamin. Katanya, bunga & tanaman itu juga makhluk hidup, jadi mereka juga butuh nutrisi & vitamin seperti manusia.

Oooohhh (sambil manggut-manggut). Dengan melakukan hal ini, kita mendapat dua keuntungan sekaligus.

Kalau diperibahasakan seperti: Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui; atau sekali tepuk dua lalat.

Dalam Bahasa Jepang-pun ada peribahasanya yaitu; Isseki Nichau (satu batu dua burung), artinya 'Membunuh dua ekor burung dengan satu batu'.

Tidak hanya air bekas cuci beras saja yang tidak dibuang langsung ke kitchen sink, hal ini juga berlaku untuk bekas minyak goreng, bekas makanan yang berminyak yang kental & berwarna kuat. Untuk mengelap-nya dari peralatan dapur, biasanya menggunakan kitchen paper/tisu dapur.

Dan untuk sampah organik seperti potongan/kupasan kulit buah & sayur, dan tulang ikan dikumpulkan lalu nantinya ditanam di tanah di kebun rumah. Tapi ini hanya dilakukan oleh mereka yang masih ada kebun atau paling tidak masih ada sedikit tanah kosong di sekitar rumah mereka.
Alasannya adalah untuk memberi nutrisi pada tanah dan untuk sedikit membantu pemerintah dalam hal penanggulangan sampah.

Adakah sahabat KDJ di Indonesia & Okusan Tachi di Jepang melakukan seperti apa yang saya lakukan waktu merajalela di dapur.???

Atau mungkin ada yang tergerak hatinya untuk melakukan hal yang sama setelah membaca tulisan saya yang panjang x lebar ini, demi menjaga kebersihan air sungai, danau, laut dan lingkungan di Indonesia.???

Anyway, saya pamer air bekas cuci beras saya ah, sebelum besok pagi saya pakai nyiram tanaman & bunga-bunga saya.




22 Agustus 2013
Penulis adalah admin page KdJ
 ~Widi Yokohama-Kanagawa~


HP di Jepang


Karena banyak yang menanyakan tentang HP di Jepang, saya jadi tergelitik untuk sharing sedikit masalah HP di Jepang.

Di Jepang, membeli/menggunakan HP sama seperti memasang telepon rumah.

Kenapa begitu.???

Karena jika mau membeli/memakai HP, maka konsumen harus datang ke toko-toko provider yang sudah dipilih. Beberapa diantaranya ada: DOCOMO, Soft Bank, au dll.

Lalu membuat kontrak. Setelah datang ke toko provider, lalu konsumen memilih jenis HP yang ingin dipakai, setelah itu baru membuat kontrak baru untuk aktivasi dan mendapatkan nomor HPnya.

Waktu membuat kontrak-pun, para konsumen diharuskan memenuhi syarat-syarat yang sudah diajukan, seperti; harus ada hanko, ada/menunjukkan ID card (SIM/Passport/ID lainnya) alamat tempat tinggal, nomor rekening di Bank/Credit Card, dan beberapa persyaratan lainnya.

Hampir sama seperti di Indonesia waktu mau memasang telepon rumah. Cuma kalau membuat kontrak penggunaan/pembelian HP di Jepang ada masanya, bisa satu tahun, dua tahun atau lebih. Tapi ada juga yang kurang dari satu tahun.

Kalau sahabat KDJ yang di Indonesia mau ganti HP atau mau beli HP baru, biasanya bilang; "Yuk, ke toko HP Cellular Sinyal Lancar Jaya Abadi Selamanya Tanpa Beli Pulsa", misalnya.

Nah lain kalau di Jepang mau beli HP baru/ganti HP, bilangnya; "Yuk, ke Docomo, Soft Bank, atau au dll. Yang notabene mereka adalah bukan toko HP, melainkan toko provider.

Jadi mereka jual provider, dan HP menjadi pilihan kedua setelah memilih provider. Biasanya masing-masing provider menyediakan tipe-tipe HP andalan tertentu sebagai pilihan.

HP-HP di Jepang semua menggunakan sistem pasca bayar, jadi pembayarannya setiap satu bulan sekali, dan tidak ada yang pra bayar. Jadi di Jepang tidak ada counter-counter pulsa.

Dengan menggunakan sistem seperti ini, para konsumen/pengguna HP di Jepang tidak bisa seenaknya gonta-ganti nomor seperti di Indonesia. Karena HP-nya tidak menggunakan SIM card.

Segi positifnya dari sistem ini, di Jepang hampir tidak ada penipuan melalui SMS/telpon; Seperti SMS/telpon penipuan menang undian helikopter, minta dikirimi pulsa, minta ditransfer angpao dll. Dan juga hampir tidak ada pencurian HP. Karena semua perusahaan provider di Jepang, menyimpan semua data-data pribadi pelanggannnya (pengguna HP tersebut).

Waktu itu ada juga diantara Sahabat KDJ yang di Indonesia salah tafsir, mereka mengira bahwa; DOCOMO, Soft Bank, au dll-nya adalah merek HP. Mereka itu bukan merek HP ya Sahabat KDJ, melainkan nama provider seperti kalau di Indonesia ada; Telkomsel, Indosat, Pro-XL dll.

Cuma biasanya kalau HP-HP yang disediakan oleh DOCOMO, otomatis nanti di cover HP-nya ada tulisan DOCOMO juga, jadi kesannya itu seperti merek HP, padahal bukan.

Seperti contoh waktu saya membuat kontrak baru dan memakai (membeli) Berry Hitam, di sana ada tulisan DOCOMO-nya, seperti yang terlihat di foto di bawah ini.

HP penulis

Lalu ada juga yang bertanya; "Katanya HP di Jepang murah-murah ya.???"

Iya, memang murah, tapi itu yang second alias bekas.

Kalau yang baru ya harganya tetap mahal, tidak jauh beda kok dengan di Indonesia. Dan HP second tadi, bisa dibeli di toko-toko tertentu (tapi ini-pun sangat jarang). Dan kalau mau pakai/aktivasi HP second tersebut, tentunya harus pergi ke toko provider seperti yang sudah saya sebutkan tadi, dan dengan syarat + ketentuan yang sama seperti membuat kontrak baru seperti yang sudah saya jelaskan di atas.

Oh ya, mungkin ada Sahabat KDJ yang di Jepang mau menambahkan mengenai HP dan penggunaan HP di Jepang.???

Silahkan dishare di sini ya untuk Sahabat kita di Indonesia.


7 September 2013
Penulis adalah admin page KdJ
 ~Widi Yokohama~



Bunga Ume dan Bunga Sakura

Penulis dan bunga ume
Tak terasa waktu berlalu, musim dingin akan segera berakhir dan musim semi sudah menanti.

Seperti di musim-musim semi yang terdahulu, salah satu hal yang ditunggu-tunggu adalah menikmati bunga sakura yang cantik bermekaran di bulan April, atau biasa disebut juga 'cherry blossoms'.

Tapi sebenarnya sebelum bunga sakura mekar ada tanaman yang sudah mekar terlebih dahulu di akhir musim dingin dan bunganya tidak kalah cantik dengan bunga sakura, bahkan bisa dibilang sangat mirip dengan bunga sakura.

Namanya bunga ume atau biasa disebut juga 'plum blossoms'.

Tak sedikit orang-orang dari luar Jepang yang terkecoh dengan kemiripan bunga ume dan bunga sakura. Untuk lebih mengenal bunga ume dan sakura, berikut ini saya berikan gambaran beberapa perbedaan antara bunga ume dengan bunga sakura.


☆ Bunga ume (plum blossoms)

  • Bunga ume mekar lebih awal daripada bunga sakura, yaitu antara pertengahan Febuari sampai awal Maret (akhir musim dingin).
  • Bunga ume tidak mempunyai tangkai bunga, sehingga bunganya seperti menempel pada batang pohon.
  • Satu kuntum hanya ada satu bunga, jadi terlihat lebih jarang/sedikit dibanding bunga sakura
  • Ujung kelopak bunganya berbentuk bundar dan cenderung lebih kecil dibanding bunga sakura
  • Bunga ume beraroma harum yang lembut.
  • Pohon ume menghasilkan buah plum/ume yang nantinya dijadikan umeboshi


☆ Bunga sakura (cherry blossoms)

  • Bunga sakura mekar pada pertengahan bulan April (awal pertengahan musim semi) 
  • Bunga sakura mempunyai tangkai bunga yang agak panjang dan terlihat seperti menjuntai dari batangnya 
  • Bunganya banyak bergerombol seperti buah anggur 
  • Ujung kelopak bunganya terpecah dua dan cenderung lebih lebar dibanding bunga ume 
  • Bunga sakura tidak beraroma 
  • Kebanyakan pohon sakura di Jepang tidak berbuah, akan tetapi ada satu jenis pohon sakura yang berbuah namanya sakuranbo dan dibudidayakan di Yamagata prefecture.


Oh ya Sahabat KDJ, kemarin saya sempat jalan-jalan ke Gunung Makuyama yang ada di Yugawara Town, Kanagawa Prefecture.

Dan kebetulan di sana sedang ada 'ume matsuri' atau 'festival bunga ume' yang sedang mekar.

Ume matsuri yang ada di Gunung Makuyama Yugawara-Town ini berlangsung dari akhir Februari sampai awal Maret.

Dan berikut ini saya sertakan beberapa foto plum blossoms atau bunga ume yang sedang bermekaran hasil jepretan kemarin.









Cantik dan indah bukan.???

8 Maret 2014
Penulis adalah admin page KdJ
☆Widi ~ Yokohama-Kanagawa☆


Summer School di SD Jepang

Puanase puol...

Tapi salah satu hal yang bikin saya seneng pas musim panas adalah warna kulit saya jadi ga jauh beda dengan orang-orang Jepang, hehe.

Foto-foto berikut adalah kegiatan saya dan beberapa teman dari Indonesia dalam acara summer school yang disponsori oleh pihak kampus, bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke anak-anak Sekolah Dasar Jepang.

Ada presentasi di awal tentang Indonesia, terus kami juga memperkenalkan tarian khas daerah, lagu anak-anak, permainan tradisional dan terakhir ditutup dengan masak masakan khas Indonesia.





Acaranya tiga hari berturut-turut lumayan capek tapi jadi senang dan bangga menunjukkan ke mereka bahwa bangsa kita kaya akan budaya dan keberagaman.




Beberapa hari setelah acara selesai, saya dapat kiriman gambar-gambar dari anak-anak tersebut, tentang kesan kesan mereka, bayangan mereka, pikiran mereka, apa itu Indonesia.


















Bisa sahabat KdJ lihat sendiri, macam-macam sekali gambarnya, bahkan yg bikin ngakak ada yg nulis huruf jawa...wkwkwk


15 Agustus 2013
Penulis adalah admin page Kdj
 -Didito Fukuoka-

Entri Populer